BERITAUNGGULAN.COM, Pemerintah terus mengakselerasi upaya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen dalam lima tahun ke depan. Di tengah tantangan ketidakpastian global, potensi besar Indonesia, termasuk sumber daya alam melimpah, sektor manufaktur yang berkembang pesat, dan inovasi teknologi, menjadi pilar optimisme. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan komitmen ini dalam Rapat Kerja Proyek Strategis Nasional di Jakarta, Senin (2/12).
Menurut Agus, langkah memperkuat hilirisasi sumber daya alam dan mengembangkan industri berbasis lokal menjadi prioritas nasional sebagaimana termuat dalam Asta Cita Presiden Prabowo. Untuk mewujudkannya, diperlukan investasi besar yang didukung dengan iklim investasi kondusif serta daya saing kawasan industri. Agus menyebut kawasan industri sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan penguatan daya saing industri nasional.
Hingga November 2024, sebanyak 165 perusahaan telah memiliki izin usaha kawasan industri dengan total luas lahan mencapai 94.054 hektare. Dari jumlah itu, sekitar 59,76 persen sudah digunakan untuk berbagai infrastruktur dan tenan, sementara sisanya masih tersedia untuk investasi. Pemerintah juga memastikan pemerataan pembangunan melalui 30 kawasan industri yang beroperasi, mayoritas di luar Pulau Jawa, guna mendorong pertumbuhan di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sektor kawasan industri mencatat komitmen investasi sebesar Rp2.785 triliun yang akan direalisasikan secara bertahap. Hingga akhir 2024, investasi ini diperkirakan mencapai Rp68 triliun dengan target jangka menengah mencapai Rp481 triliun pada 2029.
Seiring dengan perkembangan ini, kawasan industri di Indonesia mulai diarahkan menjadi kawasan berwawasan lingkungan. Kebijakan ini menekankan pentingnya pengelolaan yang seimbang antara ekonomi, sosial, dan lingkungan, termasuk upaya dekarbonisasi industri untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Langkah ini mendukung target net zero emission sebelum 2060.
Meski optimisme terus terbangun, sejumlah tantangan masih mengemuka, mulai dari isu pertanahan, tata ruang, infrastruktur, hingga pemenuhan sumber daya manusia. Menteri Agus menegaskan pentingnya kerja sama lintas kementerian dan lembaga untuk mempercepat penyelesaian proyek kawasan industri strategis.
Plt Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kemenperin, Eko S. A. Cahyanto, menambahkan bahwa sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pengelola kawasan industri harus terus diperkuat. Ia berharap rapat kerja ini menjadi momentum untuk memperkuat sektor industri manufaktur sebagai motor penggerak utama ekonomi nasional. Dengan strategi yang solid, kawasan industri diharapkan mampu menjadi fondasi kokoh untuk mencapai cita-cita pembangunan ekonomi Indonesia.