BERITAUNGGULAN.COM – Dalam rangka memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2024 yang jatuh pada 10 Agustus, Bio Farma melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan The Aspinall Foundation Indonesia Program (TAF-IP), melakukan pelepasliaran Owa Jawa (Hylobates moloch) dan Surili (Presbytis comata) di Kawasan Cagar Alam Gunung Tilu, Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Vice President TJSL, Aset, dan Umum Bio Farma, Tjut Vina Irviyanti, menjelaskan bahwa kegiatan ini menunjukkan komitmen Bio Farma dalam melindungi keanekaragaman hayati. “Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati adalah bagian penting dari program TJSL Bio Farma. Kami ingin memastikan kelangsungan hidup fauna di bumi, termasuk Owa Jawa dan Surili,” ungkap Tjut Vina.
Dalam sambutannya, Tjut Vina juga berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat. “Terima kasih kepada BBKSDA dan The Aspinall Foundation atas kerjasama yang solid. Kami berharap kegiatan ini bisa terus berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif terhadap konservasi hewan yang terancam punah,” tambahnya.
Kepala Seksi Wilayah Konservasi 3 BBKSDA Jawa Barat, Halu Oleo, juga memberikan apresiasi kepada Bio Farma atas dukungannya. “Kami berterima kasih kepada Bio Farma yang telah mendukung kegiatan pelepasliaran ini. Diharapkan Owa Jawa dan Surili bisa berkembang biak dengan baik di Cagar Alam Gunung Tilu,” ujar Halu Oleo. Tim BBKSDA dan TAF-IP akan memantau perkembangan dan adaptasi satwa ini selama enam bulan ke depan.
Pada kegiatan ini, satu individu Owa Jawa dan satu individu Surili yang telah menjalani proses rehabilitasi dan dinyatakan sehat dilepasliarkan. Cagar Alam Gunung Tilu dipilih sebagai lokasi pelepasliaran karena kondisinya yang masih alami dengan hutan yang rapat, terhubung dengan Cagar Alam Gunung Simpang, dan minim gangguan manusia. Lokasi ini mencakup ekosistem hutan konservasi seluas 23.000 hektar, ideal untuk pengembangan satwa liar.
Owa Jawa merupakan primata endemik Pulau Jawa yang masuk dalam daftar satwa terancam punah dengan populasi hanya sekitar 2.000-4.000 individu. Mereka tersebar di kawasan konservasi dan hutan lindung di Jawa Barat dan sebagian kecil di Jawa Tengah. Satwa ini termasuk dalam daftar 25 spesies fauna dan flora prioritas yang perlu ditingkatkan populasinya oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.
Sejak 2011, Program Kerjasama Konservasi Primata Endemik Jawa telah berhasil melepasliarkan 59 Owa Jawa dan 16 Surili hasil rehabilitasi ke habitatnya. Program ini juga telah menghasilkan kelahiran 4 bayi Owa Jawa dan 5 bayi Surili, menunjukkan keberhasilan konservasi jangka panjang.