Upacara di tepian sungai

BMH-Sako Pramuka Hidayatullah Kibarkan Merah Putih di Tepian Sungai Suku Togutil

BERITAUNGGULAN.COM, HALMAHERA — Di tepian sungai yang tenang, jauh di pedalaman Halmahera, Maluku Utara, gema “Indonesia Raya” menggetarkan udara. Pepohanan dan hewan-heewan lain ikut menyaksikan kecintaan kepada negara kita, Indonesia. Sebab, bukan di lapangan upacara megah upacara berlangsung, tapi di tengah sekolah rimba sederhana, suku Togutil merayakan kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia dengan penuh khidmat (17/8/24).

Laznas BMH Maluku Utara dan Sako Pramuka Hidayatullah Maluku Utara menggagas upacara unik di tepian sungai ini sebagai bagian dari program pembinaan suku Togutil. Lebih dari sekadar mengajarkan membaca, menulis, dan bercocok tanam, mereka menanamkan rasa cinta tanah air dan semangat nasionalisme.

Bripka M Hamka Sukiman, Babinkamtibmas Desa Woda, berdiri tegak sebagai pembina upacara. Serma Habibi memimpin pasukan, sementara tim pengibar bendera dari suku Togutil, dipandu Kak Irul, melaksanakan tugas dengan penuh kebanggaan.

Sekitar 100 anggota suku Togutil, yang biasanya hidup menyatu dengan hutan, datang berjalan kaki bersama anak-anak mereka. Mereka bergabung dengan 150 warga sekitar, menyaksikan Merah Putih berkibar di tengah rimba.

“Kami sangat beruntung adanya berbagai lomba yg menjadi kebiasaan kita sehari-hari dihutan, dan saya sangat senang karena upacaranya rame sekali,” ujar Edi, salah satu anggota suku Togutil, dengan mata berbinar.

Upacara ini bukan hanya tentang formalitas, tapi juga tentang kebersamaan dan kegembiraan. Lomba panjat pinang, tarik tambang, dan lempar tombak, serta keceriaan anak-anak, mengisi perayaan dengan tawa dan semangat.

Bagi Bripka Hamka, kegiatan ini lebih dari sekadar perayaan. “Semoga ini menjadi awal bagi suku Togutil untuk lebih terlibat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” harapnya.

Ustadz Nurhadi, Kepala Laznas BMH Maluku Utara, menegaskan tujuan mulia di balik acara ini. “Kami ingin menumbuhkan rasa cinta NKRI pada suku Togutil, serta membangun harmoni antara mereka dan masyarakat lokal.”

Di balik kesederhanaan upacara ini, terpancar semangat kemerdekaan yang murni dan menyentuh hati. Suku Togutil, yang mungkin jarang terdengar gaungnya, membuktikan bahwa cinta tanah air tak mengenal batas geografis atau budaya. Mereka adalah bagian tak terpisahkan dari Indonesia, dan kemerdekaan adalah milik mereka juga.