BERITAUNGGULAN.COM, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini melaporkan terjadinya gempa bumi dengan magnitudo M6,2 pada kedalaman 70 kilometer di Barat Daya Garut, pada hari Sabtu, 27 April 2024, pukul 23:29:47 WIB. Meskipun gempa ini terjadi di wilayah laut, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengonfirmasi bahwa gempa tersebut tidak berpotensi memicu gelombang tsunami atau bahaya likuifaksi.
Menurut Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, episentrum gempa berada di Samudera Hindia, sekitar 151,7 kilometer barat daya Kota Garut, Provinsi Jawa Barat. Meskipun episentrumnya berada di laut, dampak guncangan terasa cukup luas di wilayah Jawa Barat, terutama di pesisir selatan yang cenderung datar.
Wafid menambahkan bahwa bencana tersebut disebabkan oleh aktivitas penunjaman atau subduksi, yang juga dikenal sebagai gempa intraslab. Menurut data dari BMKG, USGS Amerika Serikat, dan GFZ Jerman, bencana ini merupakan bagian dari sejumlah kejadian serupa yang terjadi di Jawa Barat Selatan, termasuk pada tahun 1979, 2007, 2017, 2022, dan 2023.
Badan Geologi memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti petunjuk dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Meskipun risiko bahaya ikutan seperti retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuifaksi diperkirakan rendah, Badan Geologi menegaskan perlunya meningkatkan upaya mitigasi, terutama dalam hal pembangunan bangunan tahan gempa dan penyediaan jalur evakuasi.
Muhammad Wafid menyoroti pentingnya peran mitigasi struktural dan non-struktural dalam mengurangi dampak bencana di wilayah-wilayah rawan gempa dan tsunami seperti Jawa Barat Selatan. Hal ini termasuk pembangunan infrastruktur yang kuat dan aman serta penyediaan jalur evakuasi yang memadai untuk melindungi masyarakat dari potensi risiko bencana alam yang datang tiba-tiba.
