BSI Explore

BSI Explore, Di Tengah Keterbatasan, Semangat Belajar Tetap Membara: Potret Ketimpangan Pendidikan Dasar di Indonesia

BERITAUNGGULAN.COM, BOGOR – Kelompok 29 BSI Explore, dipimpin Khaila Anjani bersama rekan-rekannya Zulhijjah Ratnauly, Meutya Febi Santoso, dan Dewi Misna Hasibuan, melakukan survei ke MI & MTs Al-Fitriyah, Desa Kemang, Bogor (19/11). Program BSI Explore bertujuan membantu sekolah-sekolah yang membutuhkan perhatian.

Awalnya, kelompok ini berencana mengunjungi SDN Cimanggis. Namun, setelah berbincang dengan pengemudi Grab, mereka dialihkan ke MI & MTs Al-Fitriyah karena kondisinya yang jauh lebih memprihatinkan.

Potret Sekolah
Sekolah ini menghadapi tantangan besar, seperti fasilitas minim, bangunan rusak, dan jumlah siswa sedikit. MTs memiliki tiga kelas dengan total siswa hanya 28 orang, sedangkan MI menampung 40 siswa dengan ruang belajar yang terbatas. Mushola, toilet, perpustakaan, dan laboratorium juga tidak layak atau tidak tersedia.

“Kalau air mati, kami harus pulang ke rumah untuk ke toilet,” kata salah satu siswa.

Masalah keamanan menjadi kendala lain. Ketiadaan penjaga membuat barang-barang seperti kipas angin, printer, hingga kabel listrik sering dicuri.

Minimnya Dukungan dan Harapan Perubahan
Keterbatasan fasilitas berdampak pada menurunnya minat siswa dan dana BOS yang diterima sekolah. Selain itu, keterlibatan orang tua dalam mendukung proses pendidikan juga sangat minim.

Meski demikian, semangat siswa tetap tinggi. “Aku ingin ada perpustakaan biar bisa baca buku,” ujar Ilham, siswa kelas 7.

Kunjungan kelompok BSI Explore memberikan secercah harapan. Mereka berharap program ini mampu menghubungkan sekolah dengan pihak-pihak yang bersedia memberikan bantuan, baik dari pemerintah maupun swasta.

“Kami ingin siswa bisa belajar dengan fasilitas yang layak,” harap Khoerudin, salah satu guru MI.