BERITAUNGGULAN.COM, MEDAN – Banjir merendam 172 unit rumah di Kota Medan, Sumatera Utara, dilansir dari Pusdatin KK BNPB pada Selasa (27/8). Kejadian ini disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di dua kecamatan. Hujan deras yang mengguyur Kota Medan sejak dini hari menyebabkan air sungai meluap dan menggenangi pemukiman warga.
Lokasi kejadian, tepatnya berada di Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal dan Kelurahan Patisah Hulu di Kecamatan Medan Baru. Kedua wilayah ini dikenal sebagai daerah rawan banjir karena letaknya yang berada di dataran rendah dan dekat dengan aliran sungai.
Berdasarkan laporan yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 189 kepala keluarga (KK) atau sekitar 900 warga terdampak oleh banjir ini. Sedikitnya 172 unit rumah terendam air setinggi lutut orang dewasa, memaksa sebagian warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tidak hanya merendam rumah, banjir juga merusak perabotan rumah tangga dan menenggelamkan beberapa kendaraan warga. Selain itu, beberapa fasilitas umum seperti sekolah dan masjid juga mengalami kerusakan akibat terendam banjir.
Kondisi terkini banjir yang terjadi di Medan sudah mulai surut seiring dengan meredanya hujan. Namun, genangan air masih terlihat di beberapa titik rendah yang sulit diakses oleh tim evakuasi. Dalam beberapa hari terakhir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan bersama tim gabungan dari TNI, Polri, dan relawan, telah bekerja keras untuk membantu proses evakuasi warga serta mendistribusikan bantuan logistik seperti makanan, air bersih, dan kebutuhan pokok lainnya.
BPBD Kota Medan telah melakukan koordinasi dengan semua unsur terkait guna melakukan pendataan, penanganan, dan mendistribusikan bantuan untuk warga yang terdampak. Selain itu, tim kesehatan juga dikerahkan untuk memberikan layanan kesehatan bagi warga yang terkena dampak banjir, terutama mereka yang rentan seperti lansia dan anak-anak.
BNPB mengimbau warga masyarakat, khususnya di Kota Medan, untuk selalu waspada terkait potensi risiko banjir susulan. Pihak berwenang juga mengingatkan warga untuk selalu memantau informasi cuaca dan mengikuti instruksi dari petugas terkait. Sebagai langkah mitigasi untuk mencegah terjadinya banjir serupa di masa depan, warga diharapkan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama dengan membersihkan saluran drainase di sekitar rumah agar tidak tersumbat.
Pemerintah daerah juga diharapkan untuk melakukan perbaikan infrastruktur, seperti memperbaiki dan memperbesar kapasitas drainase kota serta memperkuat tanggul-tanggul sungai yang rawan jebol saat musim hujan tiba. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi risiko banjir yang sering melanda wilayah tersebut setiap tahunnya.
Kejadian banjir ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Dengan adanya koordinasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, diharapkan dampak dari bencana seperti ini dapat diminimalisir di masa depan.












