BERITAUNGGULAN.COM, JAKARTA — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia terus memperkuat kerja samanya dengan United Nations Development Programme (UNDP) demi mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Indonesia.
Komitmen ini ditegaskan dalam pertemuan audiensi antara BAZNAS RI dan UNDP yang berlangsung pada Rabu, 9 April 2025, di Gedung BAZNAS RI, Jakarta. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua BAZNAS RI H. Mo Mahdum, Ak, CPA (Haji Mo), Deputy Resident Representative UNDP Indonesia Sujala Pantt, serta Head of Financing for Development Unit UNDP, Nila Murti, bersama jajaran masing-masing.
Dalam sambutannya, Haji Mo menekankan potensi besar zakat, infak, dan sedekah (ZIS) sebagai instrumen pembiayaan inovatif untuk pembangunan nasional. Ia menyebut bahwa BAZNAS terus mendorong pengelolaan dana ZIS agar memberikan dampak luas dan berkelanjutan.
“Kolaborasi ini adalah bentuk sinergi antara kekuatan lokal dan dukungan global. ZIS kini tidak hanya berfungsi sebagai bantuan sosial jangka pendek, tetapi telah berkembang menjadi sumber pendanaan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Haji Mo juga menekankan pentingnya keterbukaan terhadap teknologi dan inovasi, serta perlunya kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan kementerian dan lembaga, agar program-program yang terbukti berhasil dapat direplikasi lebih luas.
“Kami meyakini bahwa zakat bisa menjadi solusi sistemik untuk memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat. BAZNAS siap memperluas sinergi agar zakat berperan sebagai motor utama pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.
Sementara itu, Sujala Pantt menyambut baik penguatan kerja sama ini. Ia menilai Indonesia memiliki peluang besar dalam memanfaatkan pembiayaan inovatif seperti zakat untuk mencapai target SDGs. Sujala juga mengapresiasi keberhasilan Indonesia dalam menerbitkan instrumen keuangan seperti SDG Bond dan Green Sukuk yang kini menjadi rujukan global.
“Kolaborasi dengan BAZNAS memiliki potensi besar, khususnya dalam menjangkau masyarakat rentan. BAZNAS punya jaringan dan pengalaman luar biasa di akar rumput,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Sujala turut memperkenalkan Social Innovation Platform (SIP), sebuah inisiatif berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan UNDP untuk meningkatkan perencanaan pembangunan desa.
“Jika dikombinasikan dengan kekuatan jaringan BAZNAS, SIP dapat membantu menjaring pemimpin lokal dan menentukan wilayah prioritas. Dengan dukungan semua pihak, kami yakin kerja sama ini akan membawa dampak nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat,” pungkas Sujala.
