Israel

Di Bawah Ancaman Israel: Dedikasi Staf RS Indonesia yang Memilih Bertahan Saat Pengepungan

BERITAUNGGULAN.COM, GAZA UTARA – Staf Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara tetap bertahan meskipun mendapat tekanan dari penjajah Israel yang melakukan pengepungan dan mengeluarkan perintah evakuasi segera. Pada Jumat (3/1), pasukan Israel kembali menyerang area di sekitar Rumah Sakit Indonesia, mengancam keselamatan staf medis dan pasien, serta memaksa mereka untuk meninggalkan lokasi.

Salah satu staf medis Rumah Sakit Indonesia, melalui pesan suara, mengungkapkan situasi yang mereka alami. “Tentara penjajah Israel mengirim seseorang untuk menyampaikan perintah evakuasi kepada kami yang berada di Rumah Sakit Indonesia. Namun, kami menolak karena kami memiliki pasien yang harus dirawat. Hari ini saya berada di Rumah Sakit Indonesia, dan sekarang saya terjebak di sini karena serangan bom quadcopter,” ujarnya.

Staf tersebut juga menjelaskan bahwa mereka telah menghubungi WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan Kementerian Kesehatan Palestina untuk menyampaikan penolakan terhadap evakuasi tersebut. “Kami menegaskan bahwa evakuasi tidak mungkin dilakukan tanpa ambulans yang memadai untuk memindahkan pasien-pasien kami. Saat menyampaikan pesan ini, penjajah datang dengan sekitar 10 tank, mengelilingi area rumah sakit, lalu mereka pergi,” tambahnya.

Menurut keterangan yang diberikan, saat ini ada sembilan staf medis dan delapan pasien yang berada di dalam rumah sakit. Salah satu pasien membutuhkan operasi plastik untuk cangkok kulit, sementara lainnya memerlukan operasi ortopedi. “Kami baik-baik saja. Kondisi pasien stabil. Ada satu yang membutuhkan operasi plastik, yang lain membutuhkan fiksasi eksternal untuk tulang, dan sisanya dalam kondisi stabil. Selain itu, terdapat empat anak yang merupakan keluarga dari staf kami,” jelasnya.

Staf medis tersebut juga menyoroti adanya upaya manipulasi informasi oleh media Israel. “Di media mereka membantah adanya perintah evakuasi. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mereka mengirim seseorang untuk memerintahkan kami meninggalkan rumah sakit,” pungkasnya.