BERITAUNGGULAN.COM, BANDUNG — Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung (FEB UNISBA) bersama ISEI Bandung menyelenggarakan Dialog Fiskal Daerah bertema “Menjaga Stabilitas, Mendorong Pertumbuhan” pada 20 November 2025 di Auditorium Gedung Dekanat UNISBA.
Kegiatan dibuka dengan sambutan Dekan FEB UNISBA, Prof. Dr. Nunung Nurhayati, S.E., M.Si., Ak., CA., CTT., yang menekankan pentingnya kontribusi akademisi dalam memberikan masukan strategis bagi penguatan kebijakan fiskal daerah.
Sambutan kedua disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Belmawa UNISBA, Dr. Asnita Frida B.R. Sebayang, S.E., M.Si., yang menegaskan bahwa kampus memiliki peran penting dalam memperkuat literasi fiskal dan membangun budaya pengelolaan anggaran yang berkualitas.
Acara dimoderatori oleh Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, Guru Besar FEB UNISBA, yang memandu jalannya diskusi secara komprehensif. Pada kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan Implementation Agreement (IA) antara ISEI Bandung dan FEB UNISBA sebagai bentuk penguatan kolaborasi dalam riset kebijakan fiskal dan pengembangan akademik.
Empat pemateri dihadirkan dalam forum ini. Dedi Mulyadi (Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat) menyampaikan Postur APBD Jabar 2025 & RAPBD 2026, menekankan pentingnya efisiensi belanja untuk mendukung sektor-sektor penggerak ekonomi seperti industri pengolahan, konsumsi rumah tangga, logistik, dan program ketahanan pangan.
Maria Imaculata Sri Nuryati (DJPb Jabar) menjelaskan hubungan fiskal pusat–daerah melalui TKDD dan menekankan perlunya daerah memperkuat manajemen pendapatan serta mempercepat eksekusi belanja prioritas. Dari sisi keuangan, Yuzirwan (OJK Jabar) memaparkan perkembangan inklusi keuangan dan pemberdayaan UMKM, termasuk peran koperasi desa dan lembaga keuangan mikro dalam memperkuat ekonomi lokal.
Sementara Kiptiah Riyanti (Bank Indonesia Jabar) menyoroti percepatan digitalisasi melalui TP2DD dan elektronifikasi transaksi daerah sebagai inovasi yang mendukung transparansi, optimalisasi pendapatan, dan kepatuhan pajak melalui sistem yang lebih mudah diawasi.
Sesi tanya jawab berlangsung dinamis. Zahra, mahasiswa Universitas Pasundan, mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana belanja daerah dapat lebih diarahkan untuk benar-benar mendorong pertumbuhan ekonomi, serta bagaimana belanja dapat memperkuat sektor industri pengolahan, konsumsi masyarakat, logistik, koperasi desa “Merah Putih”, dan ketahanan pangan.
Ia juga bertanya mengenai inovasi dalam meningkatkan kepatuhan pajak daerah serta strategi optimalisasi pendapatan dan efisiensi belanja. Menanggapi pertanyaan tersebut, para narasumber dari DJPb, BI, dan Bappeda menjelaskan bahwa belanja daerah yang efektif harus diarahkan pada sektor produktif yang memiliki multiplier effect tinggi, seperti industri pengolahan dan distribusi pangan, serta program yang memperkuat permintaan domestik melalui konsumsi masyarakat.
Digitalisasi keuangan daerah serta penguatan sistem pengawasan pajak disebut sebagai instrumen penting untuk menekan kebocoran, meningkatkan pendapatan, dan memastikan belanja dieksekusi tepat waktu.kolaborasi
Melalui dialog ini, UNISBA dan ISEI Bandung menegaskan pentingnya berkelanjutan antara akademisi, regulator, dan pemerintah daerah. Optimalisasi pendapatan, efisiensi belanja, inovasi digital, dan penajaman program ekonomi strategis menjadi fondasi penting dalam memastikan APBD berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Jawa Barat. [ ]
Dok foto: FEB Unisba












