Dosen Teknik Industri Unisba Beri Edukasi Pengelolaan Sampah Berbasis 3R: Langkah Bijak untuk Lingkungan Lebih Baik

BERITAUNGGULAN.COM, BANDUNG – Dr. Ir. Mohamad Satori, M.T., IPU., Dosen Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Unisba, memberikan edukasi terkait pengelolaan sampah dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Fase F Kelas XII bertema “Rekayasa dan Teknologi”. Acara ini berupa Talkshow Edukasi Pengelolaan Sampah yang diselenggarakan oleh SMAN 8 Bandung pada Senin, 6 Januari 2025.

Kegiatan yang berlangsung di Aula SMAN 8 Bandung ini diikuti oleh para siswa dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai pengelolaan sampah yang bijak untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan.

Dr. Satori menegaskan bahwa sampah harus dipandang sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomi. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, yang menggarisbawahi bahwa pengelolaan sampah bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan, serta mengoptimalkan potensi sampah sebagai sumber daya yang bermanfaat. “Mari kita hijrah dari cara lama pola ‘Kumpul-Angkut-Buang’ beralih ke kebiasaan baru dengan pola pengurangan di sumber (reduce at source) dan pengelolaan berbasis daur ulang sumber daya (resources recycle),” ajaknya.

Menurut Dr. Satori, sampah harus dilihat sebagai sumber daya yang bernilai ekonomi. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, yang menekankan bahwa pengelolaan sampah bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan, serta menjadikannya sumber daya yang bermanfaat. “Mari kita ubah kebiasaan lama dari pola ‘Kumpul-Angkut-Buang’ menjadi pengelolaan berbasis daur ulang sumber daya (resources recycle),” ajaknya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk mencegah timbulnya sampah sebagai langkah mencegah dosa ekologis, yaitu dengan mengurangi sampah makanan, mengurangi penggunaan plastik, mengurangi kemasan sekali pakai, mengurangi konsumsi dengan kemasan serba plastik, dan mengurangi penggunaan styrofoam. “Hindari penggunaan kemasan sekali pakai, produk berbahan plastik, dan styrofoam, karena sampah plastik sulit terurai dan menjadi ancaman bagi lingkungan,” tegasnya.

Jika sampah sudah terlanjur ada, Dr. Satori menganjurkan penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Reduce berarti mengurangi dan mencegah produksi sampah, reuse melibatkan penggunaan kembali sampah yang masih layak, dan recycle adalah proses mengolah sampah menjadi produk baru.”Pisahkan sampah sesuai jenisnya di rumah, bukan sekadar membuangnya ke tempat sampah,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa sampah organik yang telah dipilah dapat diolah melalui berbagai metode seperti pengomposan (pendekatan aerobik), biodigester (pendekatan anaerobik), atau biokonversi (misalnya dengan BSF maggot atau vermikultur). Sedangkan sampah plastik dapat dimanfaatkan menjadi ecobrick (memasukkan sampah plastik ke dalam botol). Beberapa jenis sampah lainnya bahkan dapat diolah menjadi produk upcycle.

“Sampah yang telah dipilah kemudian dikumpulkan di bank sampah untuk didaur ulang atau diolah lebih lanjut,” terang Dr. Satori.

Ia juga mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah di sekolah dapat dilakukan melalui Bank Sampah atau Shodaqoh Sampah Sekolah. Prosesnya melibatkan beberapa tahapan, yaitu warga atau nasabah menyetor sampah ke unit Bank Sampah di tingkat RW, dilanjutkan dengan penimbangan dan pencatatan pada buku tabungan Bank Sampah. Selanjutnya, sampah dijual kepada pengepul atau bandar (usaha sektor informal) serta diteruskan ke industri pengolahan atau daur ulang (usaha sektor formal maupun informal). [ ]

Dok foto : Komhumas Unisba