Asep Irawan

Dunia Filantropi Indonesia Kehilangan Sosok Inspiratif: Asep Irawan dan Jejak Perjuangan Membangun Wakaf Produktif

BERITAUNGGULAN.COM, BANDUNG  – Komunitas filantropi Indonesia mengalami kehilangan besar dengan berpulangnya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam pengembangan wakaf produktif di tanah air. Asep Irawan, CEO Sinergi Foundation yang telah mendedikasikan hampir dua dekade hidupnya untuk memajukan sektor wakaf Indonesia, menghembuskan napas terakhir pada Rabu malam, 20 Agustus 2025, di kediamannya setelah berjuang melawan penyakit yang dideritanya sejak tahun 2024.

 

Kepergian Asep Irawan pada Kamis, 21 Agustus 2025, meninggalkan duka mendalam bagi seluruh ekosistem filantropi Indonesia. Sosok yang dikenal dengan visi transformatifnya dalam mengembangkan wakaf dari konsep tradisional menjadi instrumen pemberdayaan ekonomi modern ini telah memberikan kontribusi luar biasa bagi perkembangan sektor filantropi nasional.

 

Perjalanan karir Asep Irawan dalam dunia filantropi dimulai pada tahun 2005 ketika ia bergabung dengan Sinergi Foundation. Dari awal keterlibatannya, ia telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam menyemai kebaikan dan menciptakan manfaat nyata bagi masyarakat luas. Komitmennya yang mendalam terhadap pengembangan wakaf Indonesia tercermin dalam setiap langkah strategis yang ia ambil selama berkarir di lembaga tersebut.

 

Salah satu kontribusi paling signifikan Asep Irawan adalah perannya sebagai salah satu perintis pembentukan Lembaga Wakaf Sinergi Foundation. Lembaga ini kemudian menjadi pionir dalam mengembangkan konsep-konsep inovatif dalam pengelolaan wakaf, yang tidak hanya terbatas pada aspek ritual keagamaan tetapi juga mencakup dimensi sosial-ekonomi yang lebih luas.

 

Visi progresif Asep Irawan dalam mengembangkan wakaf produktif terwujud dalam berbagai inovasi revolusioner yang berhasil ia gagas dan implementasikan. Gagasan dan harapannya untuk transformasi wakaf Indonesia ia tuangkan dalam setiap inisiatif strategis di Sinergi Foundation, menciptakan fondasi bagi kreativitas dan inovasi sosial-pemberdayaan yang akan berkembang di masa depan.

 

Salah satu karya monumental yang menjadi bukti konkret visinya adalah pembangunan Firdaus Memorial Park (FMP), sebuah konsep Taman Wakaf Pemakaman Muslim yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dengan pengelolaan modern. Proyek inovatif ini tidak hanya memberikan solusi praktis bagi kebutuhan pemakaman muslim, tetapi juga menciptakan model wakaf produktif yang berkelanjutan.

 

Inovasi lain yang tidak kalah penting adalah pengembangan Rumah Makan AMPERA yang berbasis wakaf produktif. Konsep ini membuktikan bahwa wakaf dapat dikelola sebagai instrumen ekonomi yang menghasilkan keuntungan berkelanjutan sambil tetap mempertahankan nilai-nilai filantropis yang mendasarinya.

 

Kontribusi Asep Irawan dalam mengembangkan ekosistem wakaf Indonesia semakin terasa melalui keterlibatannya dalam program-program monumental berbasis wakaf di berbagai sektor strategis, termasuk pendidikan, kesehatan, dan wisata halal. Salah satu proyek paling ambisius yang ia inisiasi adalah pengembangan Land of Wakaf Teras Lembang, sebuah kawasan wisata yang dipandang sebagai embrio pengembangan halal tourism berbasis wakaf pertama di Indonesia.

 

Proyek Teras Lembang ini menjadi milestone penting dalam sejarah wakaf Indonesia karena berhasil membuktikan bahwa wakaf dapat dikembangkan sebagai instrumen pembangunan ekonomi kreatif yang modern dan berkelanjutan, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai Islami yang fundamental.

 

Jejak perjuangan Asep Irawan tidak terbatas pada level organisasi, tetapi juga merambah ke tingkat nasional. Ia mewakili Sinergi Foundation dalam kapasitasnya sebagai Nazhir dan berperan aktif dalam proses kelahiran Forum Wakaf Produktif (FWP) pada tahun 2016. Keterlibatannya dalam pembentukan forum ini menunjukkan pengakuan terhadap kapasitas dan kredibilitasnya sebagai salah satu thought leader dalam bidang wakaf produktif di Indonesia.

 

Keahlian dan pengalamannya yang mendalam dalam bidang wakaf membuat Asep Irawan sering didaulat sebagai pembicara di berbagai forum wakaf, baik di tingkat lokal maupun nasional. Kemampuannya dalam mengkomunikasikan konsep-konsep kompleks wakaf produktif dengan bahasa yang mudah dipahami menjadikannya sosok yang dihormati dalam komunitas praktisi dan akademisi wakaf Indonesia.

 

Pengakuan terhadap kepakarannya semakin diperkuat ketika ia dipercaya menjadi anggota tim perumus Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia untuk bidang wakaf. Keterlibatannya dalam perumusan standar ini menunjukkan kontribusinya dalam membangun fondasi profesionalisme dalam industri wakaf Indonesia.

 

Lebih jauh lagi, Asep Irawan juga mendapat amanah sebagai salah satu Asesor Lembaga Sertifikasi Profesi Badan Wakaf Indonesia (BWI). Posisi strategis ini memungkinkannya untuk berkontribusi langsung dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di sektor wakaf nasional.

 

Meskipun menghadapi ujian berat berupa penyakit yang mulai menggerogoti kesehatannya sejak tahun 2024, semangat pengabdian Asep Irawan tidak pernah surut. Di sela-sela proses pengobatan yang panjang dan melelahkan, hati dan pikirannya tetap tertuju pada upaya pengembangan wakaf untuk kemaslahatan umat. Dedikasi yang luar biasa ini menjadi inspirasi bagi rekan-rekan seperjuangan dan keluarga yang terus memberikan dukungan serta doa untuk kesembuhannya.

 

Dukungan dari keluarga dan kolega tidak henti mengalir selama masa perjuangannya melawan penyakit. Namun, takdir berkata lain ketika pada Rabu malam, 20 Agustus 2025, Asep Irawan menghembuskan napas terakhirnya di kediaman, meninggalkan duka mendalam bagi semua yang mengenal sosoknya yang gigih dan penuh dedikasi.

 

Berita kepergian tokoh inspiratif ini menyebar dengan cepat di kalangan komunitas filantropi Indonesia, menimbulkan gelombang kesedihan yang mendalam. Testimoni dan penghargaan berdatangan dari berbagai pihak yang pernah berinteraksi dengannya, mencerminkan luasnya dampak positif yang telah ia ciptakan selama hidupnya.

 

Prosesi pemakaman Asep Irawan diselenggarakan di Firdaus Memorial Park Nagrog, Ujung Berung, Kota Bandung, salah satu karya monumental yang ia gagas dalam pengembangan wakaf produktif. Simbolisme pemakaman di tempat yang merupakan hasil karyanya sendiri memberikan nuansa yang sangat menyentuh dan bermakna dalam prosesi perpisahan terakhir.

Asep Irawan
Ribuan orang menghadiri pemakaman almarhum Asep Irawan di Firdaus Memorial Park (FMP), Ujungberung Kota Bandung, Kamis (21/8/2025) . foto: istimewa

Ratusan pelayat dari berbagai kalangan hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang telah berjasa besar bagi perkembangan filantropi Indonesia. Ucapan duka dan doa-doa baik terus mengalir dari para sahabat, kolega, dan masyarakat yang merasakan manfaat dari program-program wakaf yang ia kembangkan.

 

Handono Bhakti, yang lebih dikenal dengan sapaan Kang Habe dan berbicara mewakili Sinergi Foundation, menyampaikan testimoni yang menyentuh tentang perjalanan panjang mereka dalam mengembangkan wakaf produktif. Sebagai rekan seperjuangan yang telah lama mengenal Asep Irawan, Kang Habe mengakui bahwa dalam perjalanan panjang mereka, tidak terhindar dari perselisihan dan perbedaan pendapat yang wajar dalam setiap kolaborasi.

 

“Sahabatku, hari ini kau menikmati karyamu,” tutur Kang Habe dengan nada suara yang syarat emosi, mencerminkan kedalam hubungan persahabatan dan kemitraan profesional yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun.

 

Selain perwakilan internal Sinergi Foundation, sejumlah figur penting dari ekosistem filantropi Indonesia turut memberikan penghormatan terakhir. Perwakilan dari Forum Zakat Jawa Barat dan berbagai organisasi filantropi lainnya menyampaikan kata-kata perpisahan yang dipenuhi harapan dan komitmen untuk melanjutkan estafet perjuangan kebaikan yang telah dirintis oleh almarhum.

 

Kepergian Asep Irawan meninggalkan tantangan besar bagi komunitas wakaf Indonesia untuk melanjutkan visi dan misi yang telah ia rintis. Legacy yang ditinggalkannya dalam bentuk inovasi-inovasi wakaf produktif, institusi yang telah dibangun, dan SDM yang telah dibina diharapkan dapat menjadi fondasi kuat bagi perkembangan sektor wakaf Indonesia di masa depan.

 

Perjalanan hidup Asep Irawan telah berakhir, tetapi jejak-jejak karyanya akan terus mengalir sebagai amal jariyah yang memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat. Semoga setiap langkah dan karya yang telah ia persembahkan menjadi bekal terbaik dalam perjalanannya menghadap Sang Pencipta, dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus mengembangkan filantropi Islam di Indonesia.[ ]