Fikom Unisba Bekerja sama dengan JSIT Majalengka laksanakan kegiatan PKM: Literasi Digital Melalui Pemberdayaan Masyarakat

BERITAUNGGULAN.COM, BANDUNG — Perkembangan teknologi informasi tidak bisa kita bendung, hal yang bisa  kita lakukan adalah mengambil manfaat secara optimal untuk membantu manusia dalam kehidupan sehari dan meminimalkan akses-akses negative yang ditimbulkannya. Hal tersebut disampaikan Dr. Oji Kurniadi sebagai Ketua Pelaksana PKM Fikom Unisba, dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di SDIT Insan Rabbani, Majalengka (3/5) yang diikuti oleh 62 guru yang terhimpun dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu Daerah Majalengka.

Kegiatan PKM ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi Yang dilaksanakan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung yang terdiri dari Dr. Oji Kurniadi, Prof Dr. Dedeh Fardiah, Dr. Rini Rinawati bekerjasama dengan JSIT Majalengka.

Lebih lanjut dipaparkan pula bagaimana Indonesia sebagai negara berkembang mencatat penggunaan internet tahun 2024 mencapai 221,56 juta orang atau 79,5 dari total populasi dan 39,71% anak usia dini menggunakan telepon seluler (data BPS).

Dr. Ferry Darmawan dalam paparan materinya  tentang Gadget untuk Pendidikan: Potensi, Resiko dan Pemanfaatan Aplikasi Edukasi Di Era Digital menjelaskan bahwa di kalangan anak-anak gadget yang identik dengan smartphone dan tablet paling banyak digunakan untuk bermain, menonton video, belajar daring dan berkomunikasi.

Gadget menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan  sehari-hari termasuk dunia Pendidikan, penggunaan gadget yang bijak  dapat meningkatkan efisiensi belajar, akses informasi, dan keterampilan teknologi. Meskipun demikian penggunaan yang kurang terkontrol dapat menimbulkan dampak negative pada perkembangan anak.

Berdasarkan survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2020 menunjukkan bahwa 71,3 % anak usia sekolah memiliki gadget pribadi, 79 % diizinkan orang tua untuk menggunakan gadget selain untuk belajar dan 55% dari mereka menggunakan gadget untuk bermain game online maupun offline.

Selain memberikan dampak positif, penggunaan gadget juga memberikan dampak negative seperti potensi kecanduan, gangguan kesehatan, konten negative/inappropriate (game kekerasan , media sosial, cyberbullying) serta menurunnya interaksi sosial langsung.

Untuk mengurangi dampak-dampak negative tersebut menurut Ferry yaitu dengan penggunaan aplikasi edukasi atau perangkat lunak berbasis digital  yang bisa diunduh di smartphone/ tablet atau computer. Aplikasi ini dirancang khusus untuk mendukung proses belajar-mengajar, mengembangkan keterampilan atau memberikan pengalaman  belajar interaktif bagi siswa.

Dibagian akhir pemaparannya dalam mengurangi dampak negative tersebut, peran orang tua atau guru dalam membimbing dan mengawasi penggunaan gadget adalah hal utama, papar Dr. Ferry.

Sementara pembicara lainnya Prof. Dr. Dedeh Fardiah, dalam materinya yang berjudul Literasi media untuk guru, memaparkan tentang keterampilan yang dibutuhkan guru, tantangan yang dihadapi serta strategi meningkatkan literasi digital guru.

Seorang guru diharapkan memiliki keterampilan dalam menyaring informasi on line, membuat konten pembelajaran digital, mengelola kelas daring  dan berkomunikasi digital secara efektif dan aman.

Sementara tantangan literasi digital guru adalah keterbatasan akses dan fasilitas, kurangnya pelatihan teknologi dan beban kerja administrative.

Menurut Prof. Dr. Dedeh, dalam strategi meningkatkan literasi digital guru diperlukan kolaborasi  antar guru dan dukungan dari sekolah dan pemerintah.

Guru sebagai komunikator digital diharapkan mampu memberi contoh penggunaan teknologi secara bijak, mengelola grup digital sekolah secara etis dan aman serta menjawab pertanyaan siswa secara terbuka dan suportif. (OK)