tumbuh

Jangan Berhenti Bertumbuh untuk Menjawab

BERITAUNGGULAN.COM, DEPOK — Fisik manusia memang ada masa akhir dalam pertumbuhan. Tapi intelektual, mental, jiwa, bahkan kepemimpinan itu bisa terus bertumbuh. Oleh karena itu jangan berhenti bertumbuh dalam setiap kebaikan.

Maxwell menerangkan, “Yang membawa Anda ke posisi saat ini tidak akan membawa Anda ke tempat yang ingin Anda tuju besok. Bertumbuhlah agar Anda siap menyambut hari esok”.

Sebelum Maxwell lahir, Nabi Muhammad SAW telah memberikan penegasan penting bagi hidup kita. Bahwa belajar itu dari ayunan hingga liang lahat. Bahkan itu pun rasanya tak cukup. Rasulullah SAW menegaskan hukum menuntut ilmu itu wajib.

Namun, seperti kita ketahui, soal yang umat Islam hadapi saat ini adalah sisi keilmuan. Daya baca rendah, semangat mengkaji ilmu apalagi.

Sebagian orang hafal sejarah bagaimana ulama dan saintis dahulu tumbuh. Tapi mereka lupa bagaimana hari ini mendorong anak-anak muda mau dan mampu tumbuh di tengah badai produk digital menjadi pribadi yang penuh karya (ahsanu amala).

Kita Menjawab

Sejarah telah kaya akan kehebatan individu yang teguh iman dan tak pernah berhenti tumbuh dalam keilmuan. Karya-karya mereka menginspirasi Barat dalam menata ulang peradabannya. Namun kini, kita yang sadar atau tidak, mengikuti cara Barat dalam banyak hal.

Memang itulah tantangan kita sekarang. Apakah Islam yang dahulu mencerahkan menjadi tidak bisa menerangi manusia di era sekarang?

Apakah itu soal Islam atau soal pribadi-pribadi Muslim yang ada di muka bumi hari ini?

Kalau kita sadar akan pertanyaan itu, maka kita akan terpanggil untuk menjawab. Dunia memang berganti. Tapi hati kita tak berbeda dari mereka yang dahulu membawa kemajuan bagi umat Islam.

Namun, menjawab bukan pilihan mudah. Karena ini menuntut disiplin diri dalam banyak kondisi. Mulai ibadah, ilmu, hingga amal-amal keumatan. Pendiri Hidayatullah, Ust. Abdullah Said mengatakan bahwa menjawab itu butuh kesabaran. Bak sebuah kereta api, tak cukup hanya ada gerbong, butuh lokomotif. Membuat atau melahirkan pemimpin (lokomotif) itu bukan perkara instan.

Terus Kolaborasi

Problem terkini, manusia semakin individual. Apalagi dengan budaya scrolling yang luar biasa. Rasanya tak begitu butuh bertemu orang lain. Ketemu pun sulit untuk menanggalkan HP. Respek kita terhadap sesama menjadi berkurang drastis. Seperti sebuah klub bagus yang terdegradasi dalam liga. Anjlok.

Oleh karena itu perkuat semangat silaturahmi. Dari situ akan muncul energi untuk berkolaborasi. Dan, itu harus jadi keputusan yang tegas dalam hidup kita.

Hanya dengan cara itu kita akan memiliki fokus, kebiasaan dan konsistensi yang kuat. Tanpa itu, kita hanya akan berangkat ke sana lalu kemari. Sebagian foto sebar ke medias sosial. Kemudian berhenti berpikir bagaimana bisa menjawab tantangan terkini.

Padahal tugas kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW adalah bagaimana punya nafas panjang. Yang itu kita rawat dengan semangat belajar, ibadah, dakwah dan tarbiah. Hingga akhirnya bisa menjelma sebagai uswah.

Dan, seperti kita bahas pada awal pembahasan, ini pertumbuhan yang tak akan pernah berhenti dalam diri seorang Muslim. Selama bernafas, berapapun usianya, ia akan terus tumbuh dan berkembang.*

 

Oleh : Mas Imam Nawawi (Hidayatullah)