BERITAUNGGULAN.COM, Jakarta – Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, menyatakan bahwa pihaknya terus mendorong pengembangan perpustakaan masjid sebagai pusat literasi dan edukasi bagi masyarakat. Hingga kini, tercatat sekitar 845 perpustakaan masjid terintegrasi dalam platform Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (ELIPSKI).
Kamaruddin menyampaikan hal ini dalam sambutannya pada acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Perpustakaan Masjid di Jakarta, Jumat (4/10/2024). Ia mengungkapkan bahwa jumlah perpustakaan masjid yang ada masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan total jumlah masjid di Indonesia, yang mencapai 307 ribu masjid dan 375 ribu musala.
“Dari 307 ribu masjid yang terdata, hanya 845 yang memiliki perpustakaan. Oleh karena itu, kita harus lebih giat mendata dan meningkatkan jumlah masjid yang menyediakan perpustakaan. Kita juga perlu mengevaluasi berapa persen dari total masjid yang sudah memiliki perpustakaan dan seberapa sering perpustakaan tersebut dikunjungi masyarakat,” ujar Kamaruddin.
Dalam upaya memperkaya literasi di masjid, Kemenag telah menyediakan 4.000 judul buku yang dapat diakses secara digital melalui ELIPSKI. Namun, ia menegaskan bahwa masih diperlukan identifikasi lebih lanjut mengenai jenis buku yang dibutuhkan masyarakat agar koleksi tersebut relevan dan berkualitas sebagai referensi.
Program perpustakaan digital ini diharapkan dapat menjangkau masjid-masjid di wilayah terpencil yang sering kali mengalami keterbatasan dalam menyediakan bacaan bermutu. “Kami berkomitmen untuk memperluas jangkauan perpustakaan masjid, baik melalui pengadaan buku fisik maupun digital, agar masjid-masjid di seluruh Indonesia bisa menjadi pusat pengetahuan yang inklusif,” lanjutnya.
Kamaruddin juga mengajak para peserta Bimtek, yang terdiri dari perwakilan Kantor Wilayah Kemenag serta pengelola perpustakaan masjid dari seluruh Indonesia, untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, perpustakaan lokal, penerbit buku, dan komunitas literasi. “Mari kita satukan visi untuk meningkatkan budaya membaca, terutama di daerah-daerah yang masih minim akses terhadap perpustakaan umum,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Kasubdit Kepustakaan Islam Kemenag, Nur Rahmawati, menjelaskan bahwa acara Bimtek ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari Jumat hingga Minggu (4-6 Oktober 2024). Acara ini menghadirkan berbagai narasumber, termasuk dari Perpustakaan Nasional, akademisi, dan konsultan IT.
“Kami juga akan mensosialisasikan program Kepustakaan Islam Award 2024, yang pendaftarannya dibuka secara daring melalui portal resmi Kemenag,” ungkap Nur. Penghargaan ini diadakan untuk mendorong pertumbuhan ekosistem literasi, khususnya bagi para penulis, aktivis literasi, dan penerbit buku keagamaan.
Selain itu, Nur juga menyampaikan bahwa Kemenag telah menjalin kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Most UNESCO, dan Maxima dalam memperkuat literasi kebencanaan di Sumatra Barat melalui perpustakaan masjid. Program ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan dan pengetahuan masyarakat tentang bencana alam, sehingga risiko korban dapat diminimalisir saat bencana terjadi.
“Perpustakaan masjid memiliki peran strategis dalam menyebarkan informasi penting, termasuk edukasi terkait kebencanaan, guna melindungi masyarakat,” tutupnya.