BERITAUNGGULAN.COM, BANDUNG (Fikom Unisba) – UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional untuk peningkatan penghasilan dan menciptakan lapangan kerja. Permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya literasi keuangan, keterbatasan akses teknologi digital, belum memiliki kesadaran produk halal, dan minimnya kesadaran akan bisnis ramah lingkungan. Untuk mengatasi ini, diperlukan program pelatihan literasi digital, pengenalan AI untuk efisiensi usaha, adopsi teknologi keuangan berbasis syariah, serta pengembangan ekosistem halal and green economy.
Untuk itu, dalam upaya meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM di tengah perkembangan era digital, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Fikom Unisba) bekerja sama dengan INTI University Malaysia dan PLUT KUMKM Kabupaten Bandung menyelenggarakan pelatihan bertema “Strengthening MSMEs Through The Utilization Of Artificial Intelligence (AI) Towards Halal and Green Economy.”
Kegiatan yang berlangsung di Kabupaten Bandung ini secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bandung, H. Dindin Syahidin, S.Ip., M.Si., serta Dekan Fikom Unisba, Prof. Dr. Atie Rachmiatie, Dra., M.Si. Pelatihan diikuti oleh 25 pelaku UMKM yang antusias mendalami penerapan teknologi kecerdasan buatan dalam pengembangan usaha mereka.
Selama pelatihan, peserta dibekali pengetahuan mengenai pemanfaatan teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi bisnis, memperluas jangkauan pasar halal, dan mengimplementasikan praktik usaha yang ramah lingkungan. Kegiatan ini bertujuan mendukung UMKM agar mampu bertransformasi secara digital, tetap kompetitif, dan berkontribusi dalam membangun ekonomi yang inklusif, halal, dan berkelanjutan. Pelatihan ini dirancang sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi pelaku UMKM dalam menghadapi era digital dan ekonomi berkelanjutan. Melalui pendekatan yang komprehensif, kegiatan ini mencakup pelatihan, pendampingan, serta implementasi solusi berbasis media digital dan pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Menariknya, pelatihan ini juga melibatkan kolaborasi internasional dengan INTI International University Malaysia, yang menghadirkan para pakar di bidang AI untuk berbagi keahlian dan pengalaman langsung kepada para peserta. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan memperluas cakrawala pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnis yang adaptif, inovatif, dan berorientasi pada pasar global.
Sebagai prioritas Pengabdian Kepada Masyarakat ini ada pada UMKM level mikro yang akan berlanjut secara bertahap pada level berikut. Hasil analisis kondisi UMKM di Kabupaten Bandung, ternyata diantaranya sektor ini memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik/Lokal dan penciptaan lapangan kerja, walaupun terdapat tantangan struktural dan operasional masih membelenggu perkembangannya, diantaranya masalah yang ditemukan adalah:
- Kurangnya Adopsi Teknologi Digital: Hanya 12% di Indonesia yang telah efektif mengadopsi teknologi digital, sehingga masih tertinggal dalam memanfaatkan pemasaran digital, e-commerce dan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI)
- Minimnya Pemahaman tentang Pasar Halal: Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi besar di pasar halal global. Namun, rendahnya lierasi pelaku usaha mengenai sertifikasi halal, standar halal internasional, dan biaya sertifikasi yang dianggap mahal menjadi kendala signifikan.
- Keterbatasan Pengetahuan tentang Green Economy: Isu keberlanjutan lingkungan semakin menjadi perhatian global, tetapi banyak UMKM masih kurang memahami strategi bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
- Rendahnya Literasi Keuangan: Pelaku UMKM sering kali tidak memiliki sistem pencatatan keuangan yang baik, sehingga kesulitan dalam mengatur arus kas, membuat laporan keuangan dan memperoleh akses pembiayaan formal.
- Akses Terbatas terhadap Modal: Sekitar 50% UMKM menghadapi permasalahan permodalan akibat tingginya suku bunga pinjaman dan keterbatasan akses terhadap program pembiayaan formal, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Untuk itu pada tanggal 11 Februari bertempat di Gedung PLUT Kab. Bandung dengan peserta perwakilan dari 25 UMKM di Kabupaten Bandung dengan narasumber yang .masing-masing membawakan topik:
- Dr. Aning Sofyan, M.Si (Dosen Fikom UNISBA) – Produk UMKM Menuju Halal
Maternya bahwa, kehalalan suatu produk menjadi perhatian penting bagi masyarakat, terutama bagi umat Muslim yang harus memastikan bahwa makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetik yang dikonsumsi sesuai dengan syariat Islam. Dalam konteks ini, sertifikasi halal menjadi instrumen utama dalam memberikan kepastian kepada konsumen mengenai status kehalalan suatu produk.
Pentingnya mengonsumsi makanan dan produk halal telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, salah satunya dalam Surat Al-Baqarah ayat 168, yang menegaskan bahwa manusia diperintahkan untuk mengonsumsi makanan yang halal dan baik serta tidak mengikuti langkah-langkah setan. Hal ini menunjukkan bahwa kehalalan bukan hanya sekadar aspek religius, tetapi juga berkaitan dengan kualitas dan keamanan produk yang dikonsumsi. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UUJPH) semakin menegaskan bahwa persoalan halal-haram dalam rantai produksi, distribusi, dan konsumsi memiliki urgensi tinggi. Sebelumnya, sertifikasi halal bersifat sukarela dan dikelola oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun, dengan adanya UUJPH, sertifikasi halal kini menjadi mandatory (wajib) dan penyelenggaraannya berada di bawah tanggung jawab negara melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Kewajiban sertifikasi halal diterapkan secara bertahap sejak 17 Oktober 2019 hingga 17 Oktober 2024. Tahap awal kewajiban ini mencakup produk makanan dan minuman serta jasa yang berkaitan dengannya. Dengan adanya regulasi ini, tidak hanya konsumen yang mendapatkan kepastian hukum mengenai kehalalan produk yang mereka konsumsi, tetapi juga pelaku usaha memperoleh panduan yang jelas dalam mengolah, memproses, memproduksi, dan memasarkan produk halal kepada masyarakat. Selain regulasi, terdapat langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan masyarakat untuk memastikan kehalalan suatu produk, salah satunya dengan menggunakan layanan Cek Produk Halal MUI melalui situs resmi https://halalmui.org/. Dengan memasukkan kata kunci seperti nama produk, nama produsen, atau nomor sertifikat halal, konsumen dapat mengetahui apakah produk tersebut sudah terdaftar sebagai produk halal atau belum. Secara umum, produk halal adalah produk yang memenuhi kriteria kehalalan berdasarkan syariat Islam, yang mencakup beberapa aspek utama, seperti tidak mengandung babi dan turunannya, tidak mengandung bahan yang diharamkan seperti darah dan organ manusia, menggunakan hewan halal yang disembelih sesuai syariat, serta tidak tercemar oleh zat haram dalam proses penyimpanan, produksi, dan distribusinya.
Pada akhirnya, kesadaran akan pentingnya produk halal tidak hanya memberikan manfaat bagi konsumen, tetapi juga bagi pelaku usaha dalam meningkatkan daya saing di pasar domestik dan global. Dengan adanya regulasi yang semakin ketat serta kemudahan dalam mengakses informasi halal, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya mengonsumsi produk yang sesuai dengan prinsip kehalalan dan thayyib (baik) dalam kehidupan sehari-hari.
- Dr. Ir. Mohamad Satori, MT., IPU (Dosen Teknik Industri UNISBA) – Proses dan Produk UMKM yang Ramah Lingkungan.
Sebagai ahli dalam bidang pengelolaan sampah dengan materi “Proses dan Produk UMKM yang Ramah Lingkungan”. Dr. Ir. Mohamad Satori, M.T., IPU menjelaskan bahwa pengelolaan sampah merupakan tantangan besar yang dihadapi masyarakat saat ini, tetapi di balik itu, terdapat peluang besar jika sampah dapat dimanfaatkan dengan baik. Selama ini, banyak orang masih memiliki pola pikir bahwa sampah adalah sesuatu yang harus dibuang dan tidak memiliki nilai. Kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah secara bertanggung jawab masih rendah. Padahal, jika dikelola dengan baik, sampah bisa menjadi sumber daya bernilai ekonomi yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Saat ini, pengelolaan sampah di banyak tempat masih menggunakan metode konvensional, yaitu dengan cara dikumpulkan, diangkut, lalu dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sayangnya, metode ini tidak hanya membebani lingkungan, tetapi juga berpotensi menimbulkan bencana, seperti yang pernah terjadi pada tragedi TPA Leuwigajah tahun 2005. Oleh karena itu, perlu ada perubahan dalam pola pengelolaan sampah, yang tidak hanya berorientasi pada pembuangan, tetapi juga pada pemanfaatan kembali dan pengolahan menjadi produk yang lebih bernilai.
Berbagai metode telah dikembangkan untuk mengelola sampah secara lebih efektif. Di tingkat rumah tangga, pemilahan sampah menjadi langkah awal yang sangat penting. Sampah organik, seperti sisa makanan, sayuran, dan daun, dapat diolah menjadi kompos melalui berbagai metode seperti Takakura, biopori, dan drum komposter. Selain itu, teknologi biodigester dan biokonversi maggot BSF juga mulai diperkenalkan sebagai solusi yang lebih efisien dibandingkan metode komposting biasa. Teknologi ini memungkinkan dekomposisi sampah yang lebih cepat serta menghasilkan produk sampingan yang bermanfaat, seperti pakan ternak berkualitas tinggi dan pupuk organik.
Tidak hanya itu, konsep daur ulang dan upcycling juga menjadi solusi dalam mengelola sampah anorganik. Banyak produk berbahan sampah rumah tangga kini dapat diolah kembali menjadi barang bernilai tinggi. Misalnya, limbah kemasan kopi, plastik kresek, dan pasta gigi dapat dikreasikan menjadi produk kerajinan yang memiliki daya jual. Keberadaan bank sampah juga menjadi sarana penting dalam mengelola sampah bernilai ekonomis. Bahkan, beberapa komunitas telah menginisiasi program Shodaqoh Sampah, yang memungkinkan masyarakat menyumbangkan sampah mereka ke masjid untuk dikelola kembali dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar.
Dalam mendukung upaya ini, berbagai program edukasi dan pelatihan juga telah dijalankan. Salah satunya adalah pendirian Saung & Taman Edukasi 3R, yang menjadi pusat edukasi bagi masyarakat dalam memahami konsep reduce, reuse, dan recycle. Tempat ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana belajar, tetapi juga sebagai ruang rekreasi dan silaturahmi bagi masyarakat yang ingin berkontribusi dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas. Selain itu, kegiatan pelatihan pemilahan dan manajemen bank sampah juga terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan.
Dampak dari pengelolaan sampah yang baik tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan, tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi sektor usaha dan ketahanan pangan. Produk olahan sampah, seperti pupuk kompos dari bata terawang dan hasil biokonversi maggot BSF, dapat digunakan sebagai sumber nutrisi bagi pertanian dan peternakan. Hal ini menjadi peluang besar bagi UMKM untuk mengembangkan bisnis berbasis ekonomi sirkular, di mana limbah yang sebelumnya tidak bernilai dapat diubah menjadi produk yang menguntungkan.
Keseluruhan konsep ini menunjukkan bahwa sampah bukan sekadar masalah, tetapi juga bisa menjadi berkah jika dikelola dengan baik. Dengan adanya inovasi dalam pengelolaan sampah serta kolaborasi antara akademisi, komunitas, dan pemerintah, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Melalui pendekatan yang tepat, pengelolaan sampah dapat berkontribusi tidak hanya pada kelestarian lingkungan, tetapi juga dalam menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat.
- Respitawulan, S.Si., M.Si (Dosen MIPA UNISBA) – Pengenalan aplikasi Artificial Intelegence (AI), tantangan dan peluang
Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia UMKM menjadi peluang besar yang dapat membantu pelaku usaha meningkatkan efisiensi dan daya saing mereka. AI memungkinkan otomatisasi berbagai aspek bisnis, mulai dari pemasaran, layanan pelanggan, hingga pengolahan data yang lebih cerdas. Namun, di sisi lain, penerapan AI dalam UMKM juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan pemahaman teknologi, kurangnya akses terhadap sumber daya digital, serta resistensi terhadap perubahan dalam sistem operasional bisnis.
Sejumlah aplikasi AI telah dikembangkan untuk membantu UMKM dalam menjalankan bisnis mereka dengan lebih efektif. Misalnya, ChatGPT dapat digunakan untuk memberikan saran strategi pemasaran, menyajikan informasi tren pasar terbaru, serta membantu perencanaan kampanye promosi. Dengan kemampuannya dalam menganalisis data pelanggan dan tren penjualan, ChatGPT juga dapat membantu UMKM merancang strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran. Selain itu, dalam bidang desain dan branding, aplikasi seperti Canva dengan fitur AI-nya memungkinkan pelaku UMKM membuat materi promosi seperti poster, infografis, dan konten media sosial secara lebih cepat dan profesional. Sementara itu, DALL.E menawarkan kemampuan untuk menghasilkan gambar berbasis AI yang dapat digunakan untuk mendukung pemasaran produk secara visual. Untuk meningkatkan kualitas presentasi dan pemasaran digital, Murf.AI memberikan solusi dalam pembuatan voiceover berbasis AI, yang memungkinkan UMKM membuat video promosi tanpa harus menggunakan studio rekaman. Di sisi lain, ManyChat membantu otomatisasi layanan pelanggan melalui chatbot berbasis AI yang dapat digunakan di platform seperti Instagram, sehingga pelaku UMKM dapat mengurangi beban kerja administrasi dan meningkatkan respons terhadap pelanggan secara lebih cepat dan efisien.
Meskipun tantangan masih ada, peluang yang ditawarkan oleh AI bagi UMKM sangat besar. Dengan pemanfaatan teknologi ini, pelaku usaha dapat lebih mudah mengakses pasar, meningkatkan efisiensi operasional, serta memperkuat interaksi dengan pelanggan. Oleh karena itu, adopsi AI dalam sektor UMKM perlu terus didorong melalui edukasi, pelatihan, dan pendampingan, sehingga lebih banyak pelaku usaha yang dapat memanfaatkan teknologi ini untuk mengembangkan bisnis mereka ke tingkat yang lebih tinggi.
- Dr. Deshinta Arrova Dewi (Dosen INTI University Malaysia) – Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pengembangan Manajemen UMKM
Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam pengembangan UMKM menjadi sebuah inovasi yang dapat membantu pelaku usaha dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing di era digital. UMKM merupakan sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, mencapai 60,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Namun, sektor ini masih menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan dalam pemasaran, operasional, efisiensi produksi, serta akses pasar.
AI hadir sebagai solusi yang dapat mengatasi berbagai kendala tersebut. Dengan kemampuannya dalam menganalisis data, mengenali pola, dan mengotomatisasi proses, AI memungkinkan UMKM untuk meningkatkan efisiensi bisnis mereka. Beberapa contoh penerapan AI yang sudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah asisten virtual (seperti Siri dan Google Assistant), sistem rekomendasi produk di Netflix dan Spotify, serta chatbot otomatis untuk layanan pelanggan. Dalam konteks UMKM, AI dapat digunakan dalam berbagai aspek bisnis. Misalnya, pada toko online baju, pemilik usaha sering kali kesulitan menjawab semua pertanyaan pelanggan. Dengan menggunakan chatbot berbasis AI seperti ChatGPT, UMKM dapat merespons pelanggan dengan cepat dan meningkatkan kepuasan mereka, yang akhirnya berkontribusi pada peningkatan penjualan hingga 20%. Sementara itu, di sektor kuliner, AI dapat membantu pemilik kedai makanan dalam mengelola stok bahan baku dengan lebih baik menggunakan analisis data untuk memprediksi waktu ramai pelanggan, sehingga mengurangi pemborosan dan meningkatkan keuntungan. Agar UMKM dapat mulai memanfaatkan AI, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Pertama, mengidentifikasi kebutuhan bisnis, apakah AI akan digunakan untuk pemasaran, layanan pelanggan, atau operasional. Selanjutnya, memilih alat AI yang sesuai dan mudah digunakan, seperti Canva AI untuk desain promosi. Setelah itu, pelaku UMKM dapat belajar dan berlatih melalui tutorial online atau pelatihan singkat. Implementasi AI sebaiknya dimulai dari skala kecil sebelum akhirnya dievaluasi dan disesuaikan untuk hasil yang lebih optimal.
Meskipun AI memiliki banyak manfaat, masih terdapat kekhawatiran di kalangan pelaku UMKM, seperti keterbatasan sumber daya dan kurangnya pemahaman terhadap teknologi baru. Namun, dengan adanya dukungan dari berbagai pihak serta pelatihan yang berkelanjutan, tantangan ini dapat diatasi.
Sebagai langkah awal, pelaku UMKM didorong untuk mencoba satu alat AI dalam bisnis mereka dalam waktu dekat dan membagikan pengalaman mereka kepada komunitas UMKM lainnya. Dengan kolaborasi dan komitmen bersama, pemanfaatan AI dapat menjadi solusi inovatif yang mendorong pertumbuhan UMKM yang lebih berdaya saing di era digital.
- Ghani Rozaqi (Praktisi Media – Content Creator) – Strategi Kreatif Perancangan Konten Produk di E-Commerce/Sosial Media
Menurutnya dalam dunia digital yang semakin berkembang, strategi konten di media sosial menjadi elemen penting bagi UMKM untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan. Konten berperan sebagai jembatan komunikasi antara pelaku usaha dan target pasar mereka, memungkinkan interaksi yang lebih dekat dan membangun kepercayaan pelanggan terhadap produk yang ditawarkan. Namun, banyak pelaku UMKM masih menghadapi berbagai tantangan dalam pembuatan konten, seperti rasa malu, keterbatasan dalam keterampilan editing, dan kurangnya konsistensi dalam mengunggah materi promosi. Padahal, dalam era digital ini, siapa pun dapat membuat konten, dan semakin lama menunda, semakin tertinggal dalam kompetisi yang semakin ketat. Oleh karena itu, pelaku usaha didorong untuk segera memulai produksi konten tanpa takut akan kesalahan atau ketidaksempurnaan.
Dalam strategi pemasaran digital, struktur konten video jualan menjadi aspek penting untuk menarik perhatian audiens. Konten harus memiliki pancingan yang kuat dalam 3-5 detik pertama untuk menarik minat penonton dan membuat mereka bertahan hingga akhir video. Setelah itu, perlu adanya penjelasan yang jelas tentang produk atau layanan yang ditawarkan, diikuti dengan call to action (CTA) yang mengarahkan audiens untuk melakukan tindakan tertentu, seperti membeli produk, mengikuti akun, atau membagikan konten. Selain konten video biasa, konten live selling juga menjadi strategi efektif dalam pemasaran digital. Dengan melakukan siaran langsung, pelaku UMKM dapat berinteraksi langsung dengan calon pembeli, menjawab pertanyaan secara real-time, dan membangun koneksi yang lebih erat dengan audiens. Live selling juga memungkinkan pembeli melihat produk secara langsung sebelum melakukan transaksi, sehingga meningkatkan kepercayaan mereka terhadap merek yang ditawarkan.
Salah satu kunci sukses dalam strategi konten adalah konsistensi. Pelaku usaha disarankan untuk tidak hanya membuat konten sekali-sekali, tetapi secara rutin dalam jangka waktu yang panjang. Dengan pendekatan 100 hari pembuatan konten secara terus-menerus, UMKM dapat melatih diri untuk lebih percaya diri, meningkatkan kualitas konten, dan membangun basis pengikut yang loyal. Kesimpulannya, strategi konten digital bukan lagi sekadar opsi, tetapi kebutuhan bagi UMKM yang ingin berkembang di era digital. Dengan memahami struktur konten yang menarik, mengatasi rasa malu dalam membuat video, serta menerapkan konsistensi dalam produksi konten, UMKM dapat memanfaatkan media sosial secara optimal untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan mereka. Yang terpenting, tidak ada kemajuan tanpa langkah pertama—karena satu-satunya cara untuk sukses dalam strategi konten adalah dengan memulai sekarang juga.
Feedback dari Peserta Pelatihan ini:
1. Maya pengusaha kuliner : “Saya sangat berterima kasih pada Fikom UNISBA Bandung dan PLUT yang sudah menyelenggarakan program pelatihan AI untuk kami para UMKM, ilmu yang diberikan kepada kami semua sangat bermanfaat untuk kemajuan usaha kami”
2. Amru Irawan pengusaha kuliner : “Manfaatnya saya jadi tahu manfaat halal untuk produk UMKM, kemudian AI lebih berkembang lagi. Semoga acara seperti ini terus berlanjut”
3. Etty Vika pengusaha pembersih toiletery (?) sabun cuci, pembersih lantai dll : “Dengan adanya materi pengelolaan sampah kedepannya kita akan lebih baik, terima kasih Fikom UNISBA”.
Evaluasi dilakukan pengukuran pengetahuan dan pemahaman tentang topik di atas, melalui pemberian angket Pre-test dan Post-test. Adapun hasilnya pengetahuan tentang kehalalan produk meningkat dan tentang proses dan produk yang ramah lingkungan meningkat secara signifikan. (Tim-PKM) [ ]
