BERITAUNGGULAN.COM, JAKARTA–Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, menyerukan dakwah zakat, infak dan sedekah (ZIS) dalam rangka pengentasan kemiskinan di Indonesia, sekaligus untuk membantu rakyat Palestina.
Hal itu disampaikan Kiai Noor dalam khutbah Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (19/7/2024).
“Dana zakat tidak hanya bermanfaat untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia tetapi juga berperan di pentas dunia, seperti membantu rakyat Palestina,” kata Prof. Noor.
Ia menambahkan, menurut data, pada 2022 banyak masyarakat yang sudah dientaskan dari kemiskinan dengan dana zakat yang dikelola oleh BAZNAS. Meski dalam konteks negara, jumlah tersebut belum terlalu banyak, tetapi ini menunjukkan kontribusi Muslim yang yang sangat besar.
Tidak hanya itu, lanjut Kiai Noor, BAZNAS juga tidak hanya mengentaskan kemiskinan di dalam negeri, tapi bisa berkontribusi di luar Indonesia, seperti Palestina. BAZNAS hingga saat ini sudah mengumpulkan Rp300 miliar untuk membantu masyarakat di negara yang masih menderita dijajah Israel itu.
“Bahkan tidak hanya diberikan untuk saudara-saudara kita di Indonesia, tetapi disalurkan kepada saudara-saudara kita yang sedang menderita di Palestina. Kami secara khusus mengumpulkan infak kemanusiaan untuk Palestina, saat ini sudah mencapai lebih dari 300 miliar rupiah,” ucap Kiai Noor.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengutip Al-Quran Surat At-Tawbah ayat 60, bahwa Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amil zakat, orang-orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) para hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang memerlukan pertolongan), sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Menurut Kiai Noor, terdapat dua kekuatan utama pada zakat, yaitu untuk membersihkan raga dan menjaga kesucian jiwa. Dengan demikian, orang yang membayar zakat bersih fisik dan hatinya, lahir dan batinnya.
Zakat, jelas Prof. Noor, memiliki peran penting dalam Islam, memberikan manfaat bagi penerima zakat (mustahik) dalam berbagai aspek. Zakat juga merupakan instrumen pengentasan kemiskinan dan sebagai instrumen dalam menumbuhkan ekonomi dengan prinsip berkeadilan.
Kiai Noor Achmad menyampaikan filosofi zakat tidak hanya mencakup aspek keagamaan, tetapi juga aspek sosial, ekonomi dan moral.
“Dalam konteks ini, zakat bukan hanya kewajiban ibadah, tetapi juga sebuah sistem yang dirancang untuk menciptakan keseimbangan sosial dan ekonomi,” kata Kiai Noor Achmad di hadapan ribuan jamaah.
Ia juga menyampaikan selama tahun 2022, BAZNAS dan seluruh pengelolaan zakat telah melakukan pengentasan kemiskinan kepada 460 ribu lebih mustahik fakir miskin dan sekira 200 ribu di antaranya merupakan miskin ekstrem.
Kiai Noor menjelaskan peran penting BAZNAS yang selalu turut serta dalam berkontribusi menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Hal itu terbukti pada peningkatan penghimpunan yang dilakukan BAZNAS setiap tahun.
“Dari apa yang kami kumpulkan dari pengelolaan zakat di BAZNAS, mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Tiap tahun meningkat rata-rata 30 persen,” kata Kiai Noor.
Tahun lalu, imbuh dia, secara nasional penghimpunan ZIS ditetapkan Rp31 triliun. Dan alhamdulillah tahun 2023 reslisasi mencapai 33 triliun rupiah. Tahun 2024, kita tetapkan 41 triliun rupiah perolehan ZIS secara nasional, dan insya Allah akan tercapai,” ujar dia optimistis.