Kisah Inspiratif Mahasiswa Berprestasi: Salman Alfarizi Raih Beasiswa KIP dan Wisaam Addar Hasan Pasaribu Jadi Mahasiswa Termuda

BERITAUNGGULAN.COM, BANDUNG —  Universitas Islam Bandung (Unisba) angkatan 2025/2026 kembali menerima dua mahasiswa berprestasi. Salman Alfarizi dan Wisaam Addar Hasan Pasaribu merupakan dua contoh mahasiswa berprestasi yang diterima yang dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berprestasi dan mengembangkan potensi diri. Universitas Islam Bandung (Unisba) dapat menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin mengembangkan diri dan mencapai prestasi akademik yang tinggi.

Salman Alfarizi, Hafidz 5 Juz Penerima Beasiswa KIP Unisba 2025/2026: Merajut Mimpi dari Banyuasin ke Bandung

Perjalanan pendidikan Salman Alfarizi penuh ketekunan dan doa. Pemuda asal Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, resmi menjadi mahasiswa baru Universitas Islam Bandung (Unisba) angkatan 2025/2026 melalui Beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Lulusan SMKN 1 Suak Tapeh jurusan Teknik Komputer dan Informatika ini adalah anak pertama dari empat bersaudara. Meski perekonomian keluarga sederhana dimana ayahnya berdagang nasi pindang patin dan ibunya guru TPA, Salman selalu mendapat dukungan penuh. “Alhamdulillah kebutuhan makan tercukupi, hanya untuk pendidikan kadang pas-pasan,” ujarnya.

Sejak PAUD, Salman akrab dengan Al-Qur’an. Ia mulai menghafal serius di kelas 6 SD dan kini telah menguasai 5 juz. “Setelah shalat saya biasakan membaca minimal 20 ayat,” tuturnya. Targetnya jelas: menuntaskan hafalan 30 juz. Menariknya, sang adik kedua yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA juga hafidz.

Prestasi nonakademik pun mewarnai langkahnya. Saat SMK, Salman aktif di futsal dan menorehkan juara 1 tingkat kabupaten selama 2 tahun berturut-turut yakni pada tahun 2023 dan 2024. Di kelas VIII SMP dan kelas X SMA, ia dipercaya menjadi kepala seksi kebersihan OSIS.

Tahun 2024, usai lulus SMK, Salman sempat menunda kuliah demi mengikuti tes sekolah kedinasan. Sambil menunggu, ia bekerja di proyek tol Betung–Jambi sebagai pengukur lapangan dan membantu orang tua berjualan roti. “Ketika lulus KIP Unisba, saya berhenti berjualan roti dan fokus menyiapkan kuliah,” kenangnya.

Salman memilih Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) karena prospek kerja yang luas dan keinginannya memperbaiki tata ruang di Banyuasin. “Di kabupaten saya masih banyak wilayah yang penataannya berantakan. Saya ingin pulang mengabdi,” ungkapnya.

Alasan lain memilih Unisba tak kalah mulia. “Lingkungan kampus islami, bisa membuat saya lebih baik, dan prodi PWK sudah terakreditasi unggul,” katanya. Ia pun menargetkan IPK minimal 3,7 dan bercita-cita menjadi lulusan terbaik.

Bagi Salman, beasiswa KIP adalah pintu besar untuk mewujudkan mimpi. “Program ini sangat membantu bagi siswa yang terkendala biaya. Panitianya juga ramah dan prosesnya jelas,” ujarnya penuh syukur.

Dengan semangat menghafal Al-Qur’an, prestasi, dan tekad mengabdi, Salman Alfarizi melangkah pasti di Unisba. “Motivasi saya menghafal Al-Qur’an untuk membanggakan orang tua, memudahkan ibadah, dan meraih surga,” tutupnya.

Wisaam Addar Hasan Pasaribu, Mahasiswa Baru Termuda Unisba 2025/2026

Wisaam Addar Hasan Pasaribu yang resmi tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, pada usia 16 tahun 9 bulan 25 hari.

Wisaam berasal dari Kota Medan, lulusan SMAS Al Azhar Medan. Ia menempuh jalur pendidikan dengan cepat melalui program akselerasi, yaitu enam tahun di SD, dua tahun di SMP, dan tiga tahun di SMA. “Awalnya jujur agak malu karena diumumkan jadi mahasiswa termuda, bahkan sempat khawatir takut bagaimana gitu. Tapi ternyata biasa saja, malah jadi senang juga,” ungkapnya.

Mahasiswa yang tinggal di Bandung dengan kos ini mengaku memilih Unisba karena rekomendasi dari saudaranya yang berdomisili di Bandung. “Saya masuk Statistika karena suka mengolah data, pengkodean, dan ingin belajar komputer juga,” ujarnya.

Meski menjadi yang termuda di antara teman-teman seangkatannya, Wisaam mengaku siap beradaptasi. Ia pun sempat aktif di bidang olahraga, khususnya taekwondo, bahkan pernah mengikuti kejuaraan nasional saat masih duduk di bangku SD.

Soal rencana berorganisasi, Wisaam masih menimbang. “Pengen ikut himpunan, tapi lihat dulu kondisi kuliah. Takutnya tidak bisa membagi waktu dengan tugas kuliah,” katanya.

Target akademiknya cukup ambisius. Ia bercita-cita lulus dalam waktu empat tahun dengan IPK sempurna. “Orang tua selalu mendukung, yang penting kuliah bagus dan belajar. Jadi sekarang fokus saya membedakan waktu antara kuliah dan belajar,” tuturnya.

Ke depan, Wisaam berencana tetap merantau setelah lulus untuk mencari pengalaman kerja di berbagai daerah. Dengan semangat mudanya, ia berharap bisa membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk berprestasi dan berkontribusi. [ ]

Dok foto: Komhumas