BERITAUNGGULAN.COM, JAKARTA – Mengenal A.S.Suminartomo adalah jurnalis kawakan dengan inisial TZM dijamannya Otomotif grup dan sering kita panggil Tom San ini usianya hampir 60 tahun tapi sehat fisik dan rohani.
Bahkan berani menjadi supir Jakarta-Bandung yang jaraknya 180 km, tahu tiap jengkal ruas tol Cipularang sampai Pasir Koja.
Mengendarai minibus listrik pertama di Indonesia yaitu Gelora E, doi pede dibalik setir mobil dan ini sharing pengalaman saat mengendarai Gelora PP Jakarta-Bandung. Menurut Tom San bagaiman DFSK Gelora E ini?
“Jangan anggap remeh minibus listrik berlabel DFSK Gelora E. Kendaraan ini dikonversi oleh Dongfeng Sokon (DFSK) dengan fokus pada efisiensi energi.” ujarnya.
Menggunakan baterai Lithium Ion 42 kWh yang dipasang di bawah dek, daya dihantarkan ke motor listrik kecil yang terletak di tengah poros roda belakang, berukuran mirip magic com 5 liter.
Kontroler kendaraan ini ditempatkan di bawah kursi depan, menggantikan mesin internal combustion engine (ICE) yang sering kali membuat panas pengemudi dan penumpang di sebelahnya pada model minibus semi bonnet.
Hasilnya, motor listrik ini mampu menghasilkan tenaga maksimum 60 kW (80,4 dk) dan torsi 200 Nm. Meski tidak terlalu cepat di jalan tol, Gelora E tetap andal untuk melibas tanjakan seperti di Punclut dan Lembang.
Untuk perjalanan dari Jakarta ke Bandung, minibus ini hanya memerlukan biaya pengisian daya sekitar Rp 50 ribu di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Setibanya di tujuan, masih tersisa daya sekitar 30% dengan kecepatan rata-rata 60-70 km/jam. Konsumsi energinya sekitar 14,5 kWh per 100 km, atau 6,89 km per kWh.
Banyak warga Indonesia, termasuk perusahaan dan jasa kurir, sudah menggunakan Gelora E untuk keperluan antar-jemput pegawai, anak sekolah, serta pengiriman barang.
“Dengan semakin tingginya permintaan, Gelora E menjadi satu-satunya minibus listrik yang sukses mendulang rezeki di pasar otomotif Tanah Air” tambah pria yang mempunyai motto “Bosan Liputan, Rindu Turing”.