Menguatkan Industri Olahan Kopi, Kemenperin Siapkan SDM Berkualitas

Menguatkan Industri Olahan Kopi, Kemenperin Siapkan SDM Berkualitas

BERITAUNGGULAN.COM, Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil kopi terbesar di dunia. Data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menunjukkan bahwa Indonesia adalah produsen kopi terbesar ketiga di dunia, setelah Brasil dan Vietnam. Pada periode 2022-2023, produksi kopi Indonesia mencapai 11,85 juta kantong, dengan kontribusi kopi arabika sekitar 1,3 juta kantong dan kopi robusta hingga 10,5 juta kantong. Potensi besar ini perlu dioptimalkan oleh para pelaku industri dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah kopi, yang pada gilirannya akan mendongkrak kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kementerian Perindustrian terus mendorong pertumbuhan industri pengolahan kopi, termasuk industri kecil dan menengah (IKM). Beberapa langkah yang telah dilakukan Kemenperin untuk mengembangkan industri pengolahan kopi agar mampu bersaing antara lain memberikan bantuan peralatan produksi, menjalankan program peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), serta promosi melalui berbagai pameran di dalam dan luar negeri,” ujar Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataannya, Kamis (6/6).

Dalam upaya meningkatkan kompetensi SDM industri pengolahan industri tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) telah meluncurkan Program Diklat 3 in 1. Program ini menawarkan tiga manfaat sekaligus bagi pesertanya: pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja di industri yang membutuhkan.

“Kemenperin menerapkan pola pelatihan yang bertujuan memberikan keterampilan praktis yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini,” kata Kepala BPSDMI, Masrokhan.

Salah satu inisiatif Program Diklat 3 in 1 adalah “Upskilling Pengolahan Kopi untuk IKM”, yang dilaksanakan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan pada 3-9 Juni 2024. “Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu daerah penghasil kopi robusta dan arabika, dengan wilayah produksinya tersebar di Kecamatan Tompobulu, Eremerasa, Bantaeng, Sinoa, dan Uluere,” ungkap Masrokhan.

Selain untuk memenuhi kebutuhan industri, pelatihan vokasi industri berbasis kompetensi sistem 3 in 1 ini merupakan bukti nyata kolaborasi antara pemerintah dan industri. Program pelatihan ini terlaksana berkat sinergi dan peran aktif berbagai pihak, mulai dari pemerintah, mitra industri, asosiasi, hingga masyarakat luas.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, terutama mitra industri dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), atas dukungan dan kerja samanya dalam pelaksanaan kegiatan ini,” tutur Kepala Pusdiklat SDM Industri Kemenperin, Saiful Bahri.

Peluncuran program tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Bantaeng, Lembaga Pelatihan Kerja Nawasena Widya Nusantara, Lembaga Sertifikasi Profesi Pengolahan industri tersebut, Perhimpunan Profesi Pengolahan Kopi, Balai Diklat Industri Makassar, dan Akademi Komunitas Manufaktur Bantaeng.

“Semoga kegiatan ini berjalan lancar dan memberikan manfaat besar dalam menyiapkan generasi yang kompeten untuk menggerakkan roda industri tanah air,” ujar Saiful.