BERITAUNGGULAN.COM, Jakarta – Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menegaskan bahwa gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 akan memperkokoh langkah Indonesia dalam memantapkan posisinya sebagai destinasi wisata ramah Muslim dunia. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato kunci beliau pada “The 6th International Halal Tourism Summit” yang menjadi bagian dari rangkaian ISEF 2024 di Jakarta Convention Center, Rabu (30/10/2024).
“ISEF 2024 menghadirkan peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat industri halal dan menempatkan Indonesia sebagai destinasi pilihan utama bagi wisatawan Muslim dari berbagai belahan dunia,” ujar Menpar Widiyanti Putri Wardhana.
Pada 2024, Indonesia kembali menerima penghargaan sebagai “Destinasi Ramah Muslim Terbaik Tahun 2024” dari Mastercard Crescent Rating Global Muslim Travel Index. Penghargaan ini menandai pencapaian kedua berturut-turut setelah meraih predikat serupa pada 2023. Selain itu, Indonesia juga berhasil menduduki peringkat tertinggi dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023, mengungguli lebih dari 140 negara lain di seluruh dunia.
Keberhasilan ini mencerminkan besarnya potensi wisata ramah Muslim di Indonesia, yang saat ini telah mencapai nilai transaksi lebih dari 200 miliar dolar AS, dengan angka ini diproyeksikan terus meningkat seiring prediksi pertumbuhan populasi Muslim global yang akan mencapai 2,2 miliar pada 2030. Meski demikian, Menpar Widiyanti mengakui bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam menghadapi persaingan dengan pelaku industri halal internasional yang juga menargetkan pasar dalam negeri dan ekspor.
Untuk itu, Menpar menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi industri, memperluas akses pasar, memajukan ekspor produk halal, meningkatkan kesadaran publik, serta menarik investasi di kawasan industri halal. “Harapan saya, pariwisata halal Indonesia dapat berkontribusi besar pada ekonomi global. Mari kita promosikan pariwisata halal Indonesia dan memperkenalkan negara kita yang indah sebagai ‘paradise on earth’,” tambahnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, mengingatkan bahwa meski Indonesia telah berada di posisi teratas destinasi ramah Muslim global, penting bagi sektor ini untuk terus berinovasi, terutama dalam hal atraksi, fasilitas, dan kolaborasi antar pemangku kepentingan. “Yang utama bukan sekadar mengungguli negara lain, melainkan memastikan bahwa kita terus memperbaiki aspek-aspek yang dinilai dalam Mastercard Crescent Rating Global Muslim Travel Index,” ungkap Rizki.
Menurut Rizki, dengan populasi Muslim dunia yang diperkirakan mencapai 2 miliar orang, peluang untuk mendorong pengembangan pariwisata ramah Muslim di Indonesia sangat besar. Ia juga mendorong perluasan produk halal domestik seperti kuliner dan kosmetik yang dapat memenuhi kebutuhan pasar ini.
Pada kesempatan yang sama, Kemenparekraf/Baparekraf meluncurkan Pedoman Layanan Dasar Pariwisata Ramah Muslim, sebagai panduan dalam mengembangkan destinasi yang ramah bagi wisatawan Muslim.
ISEF 2024 yang berlangsung di JCC dari 30 Oktober hingga 3 November 2024 menjadi platform untuk menghadirkan para ahli yang akan berbagi ide dan membahas berbagai inisiatif ekonomi syariah demi mendukung perekonomian nasional dan internasional. Menpar turut didampingi sejumlah tokoh penting, termasuk Staf Ahli Pengembangan Bidang Usaha Kemenparekraf/Baparekraf Iyung Masruroh, Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf/Baparekraf Itok Parikesit, dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani.