IBS Hadiahkan Tour Edukasi untuk Anak-anak Bumi Difabel Istimewa

Muharram Ceria (MURCE): IBS Hadiahkan Tour Edukasi untuk Anak-anak Bumi Difabel Istimewa

BERITAUNGGULAN.COM, Bandung  – IBS bersama para relawan dari VIBES mengajak para Bumi Difabel Istimewa berwisata ke Lembang Park & Zoo, Kota Bandung, pada Minggu, 28 Juli 2024. Acara yang diikuti oleh 50 anak difabel ini merupakan implementasi dari program kebaikan IBS, yaitu Hadiah Untuk Santri (HUS) dengan membawa semangat “Muliakan Hamba Allah Istimewa di Bulan Muharram dengan Hadiah Istimewa”.

Sekretaris panitia MURCE, Dewi Anggraeni, menjelaskan bahwa HUS merupakan program kebaikan yang dirancang untuk melayani, memuliakan, mengedukasi, menginspirasi, dan membahagiakan para santri dan hamba Allah istimewa. Implementasi program kali ini tidak hanya fokus kepada memberikan hadiah saja, tetapi juga memberikan keterampilan, pesan, dan kesan yang baik untuk para peserta.

Salah satu pihak yayasan menyampaikan bahwa dalam kurun waktu 6 bulan ini, pihak yayasan Bumi Difabel Istimewa belum mendapatkan kesempatan untuk mengajak main adik-adik difabel dikarenakan keterbatasan sarana, prasarana, dan pembiayaan lainnya.

Oleh karena itu, agenda HUS kali ini memberikan kesempatan untuk berbagi hadiah kepada adik-adik difabel istimewa dengan mengajak mereka berlibur sekaligus belajar ke Lembang Park & Zoo. Di sisi lain, hal ini juga akan memicu tindakan kooperatif antara dukungan orangtua terhadap anaknya yang memiliki kebutuhan khusus karena tingkat pendampingan oleh orang tua ABK jauh lebih ekstra dibandingkan anak yang non-ABK. DIharapkan, acara ini dapat membantu membentuk self-love bagi orang tua dan semoga nantinya bisa lebih memperhatikan serta saling melindungi satu sama lain.

Para peserta yang hadir berasal dari latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda. Seperti yang diceritakan oleh salah satu tim IBS, Ismi, peserta yang ia dampingi adalah seseorang yang mengidap Muscular Dystrophy, di mana fungsi otot rangka dan otot jantung dalam tubuhnya melemah. “Jadinya kemana-mana harus pake kursi roda. Meski dengan keadaan terbatas, beliau bisa jadi ustadz dan menjadi penggerak difabel. Sering mengajak anak-anak difabel bermain aktivitas outdoor” tandas Ismi.

Cerita lain juga datang dari seseorang yang memiliki Mental Retardasi, yaitu gangguan perkembangan intelektual yang mempengaruhi kemampuannya dalam berpikir, belajar, dan kesehariannya. Lalu, ada yang mengidap celebral palsy karena malpraktek dokter imunisasi ketika usianya belum genap 2 tahun. Namun, di tengah keterbatasannya dalam berbicara, ia sudah berhasil menghafal 20 juz dan mampu menyelesaikan pendidikan sampai SMA.

Di akhir penghujung acara, salah satu orang tua dari anak difabel yang hadir mengatakan “terima kasih sudah menjadikan ibu ratu sehari ini, dengan menjaga 1 anak ibu”. Dok. Achmad Paris/IBS