BERITAUNGGULAN.COM, Bagi umat Muslim, menjalankan ibadah umroh adalah impian yang mendalam, menghadirkan kedamaian dan berkah dari Tanah Suci. Namun, tak semua orang memiliki kesempatan mewujudkan perjalanan spiritual ini, terutama mereka yang terkendala fisik atau usia lanjut. Islam memberikan jalan bagi mereka melalui badal umroh, di mana seseorang dapat menjalankan ibadah umroh atas nama orang lain. Simak panduan lengkap tentang syarat dan tata cara badal umroh berikut ini.
Memahami Badal Umroh
Badal umroh adalah ibadah umroh yang dijalankan oleh seorang mubadil (pelaksana) atas nama mustahil, yakni orang yang diwakilkan. Badal umroh diizinkan dalam syariat bagi mereka yang sakit, lanjut usia, atau telah meninggal dunia, sehingga kewajiban umroh mereka tetap bisa tertunaikan. Ibadah ini menjadi peluang bagi Muslim yang sehat untuk membantu saudaranya, sekaligus mendapatkan pahala yang berlimpah.
Syarat-Syarat Badal Umroh
Untuk memastikan badal umroh sah dan sesuai syariat, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:
- Mustahil Tidak Mampu Berangkat Sendiri
Badal umroh hanya dapat dilakukan jika mustahil memang tidak bisa melaksanakan umroh langsung, baik karena sakit, usia lanjut, maupun telah meninggal dunia. - Mubadil Sudah Melaksanakan Umroh Sendiri
Syarat utama bagi mubadil adalah telah menunaikan umroh atau haji untuk dirinya sendiri, sebagai tanda bahwa kewajiban pribadinya sudah tertunaikan sebelum mewakili ibadah orang lain. - Izin dari Mustahil atau Ahli Waris
Jika mustahil masih hidup, harus ada persetujuan darinya untuk dilakukan badal umroh. Bila mustahil sudah wafat, izin dari ahli warisnya diperlukan untuk memastikan niat ini disetujui keluarga. - Mubadil Paham dan Mampu Menjalankan Rukun Umroh
Seorang mubadil wajib memahami dan mampu melaksanakan seluruh rukun umroh, mulai dari niat ihram hingga tahallul, agar ibadahnya sah dan berkesan.
Tata Cara Pelaksanaan Badal Umroh
Berikut adalah tahapan penting dalam pelaksanaan badal umroh:
- Mandi Sunah dan Mengenakan Pakaian Ihram
Mubadil disarankan mandi sunnah sebelum mengenakan pakaian ihram. Untuk pria, ihram berupa dua kain putih tanpa jahitan, sedangkan untuk wanita mengenakan pakaian yang menutup aurat. - Mengucapkan Niat Badal Umroh
Niatnya diucapkan oleh mubadil dengan menyebut nama mustahil. Contoh niat:
“Nawaytul ‘umrata wa ahramtu biha lillāhi ta’ālā ‘an (nama mustahil).” - Memulai dari Miqat
Mubadil harus memulai ibadah dari titik miqat yang telah ditentukan sebelum memasuki Kota Mekah. Miqat adalah titik untuk mengucapkan niat ihram sesuai ketentuan. - Menjalankan Rukun Umroh
Mubadil kemudian menjalankan rukun umroh yang meliputi:- Tawaf: Mengelilingi Ka’bah tujuh kali.
- Sa’i: Berjalan bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
- Tahallul: Memotong atau mencukur rambut sebagai tanda akhir ihram.
- Tertib: Menjalankan seluruh rukun umroh sesuai urutannya.
- Menghindari Larangan Saat Ihram
Selama ihram, mubadil harus menghindari larangan tertentu, seperti memakai wewangian, memotong kuku, atau berburu, agar ibadah tetap sah.
Badal umroh adalah bentuk ibadah yang bermakna mendalam, memungkinkan mereka yang tak bisa hadir di Tanah Suci untuk tetap merasakan keberkahan umroh. Dengan memahami syarat dan tata cara yang benar, ibadah ini diharapkan membawa ketenangan dan kebahagiaan, baik bagi mustahil maupun bagi mubadil yang mewakilinya.