BERITAUNGGULAN.COM,BADUNG–Kolaborasi antara pemangku kepentingan di berbagai tingkatan—lokal, regional, dan internasional—sangat penting untuk memastikan bahwa isu air dan sanitasi masuk ke dalam agenda politik negara. Di tingkat parlemen, pembentukan kaukus parlemen bisa menjadi wadah untuk mempercepat penyelesaian masalah terkait air, termasuk akses terhadap air bersih.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana, menyampaikan hal ini dalam pertemuan parlemen yang diadakan bersamaan dengan Forum Air Dunia ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin (20/5/2024). “Kita menggerakkan semua lembaga. Kaukus ini bertujuan sama, yaitu mendorong semua anggota lembaga tersebut untuk mengawal isu air,” ujar Putu.
Sidang pleno dalam pertemuan parlemen ini mengusung tema “Diplomasi Air, Kerjasama, dan Sains untuk Perdamaian”. Putu tampil sebagai pembicara bersama tokoh-tokoh lain seperti Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB, Armida Alisjahbana; Presiden Club de Madrid, Danilo Turk; Wakil Presiden Asosiasi Hidrogeologi Australasia-Pasifik, Sarah Bourke; serta Anggota Majelis Nasional Pantai Gading, Euphrasie Liliane-Chantal Yameogo.
Putu menekankan bahwa konsep kaukus parlemen ini bisa diterapkan di negara-negara peserta Forum Air Dunia ke-10. Di Indonesia, Putu telah memulai pembentukan Water Caucus secara simbolis di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta.
Sebagai anggota Biro Komite Inter-Parliamentary Union (IPU), Putu juga akan mendorong pembentukan kaukus serupa di antara anggota IPU dari 190 negara. “Kaukus lembaga ini bisa mempercepat agenda air dunia,” tambahnya.
Parliamentary Meeting merupakan bagian dari sesi politik Forum Air Dunia ke-10 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, dari tanggal 18 hingga 25 Mei 2024. Tema besar forum ini adalah “Air untuk Kesejahteraan Bersama” atau “Water for Shared Prosperity”. Adapun tema khusus pertemuan parlemen adalah “Memobilisasi Aksi Parlementer mengenai Air untuk Kesejahteraan Bersama”.
dok foto: DPR RI