BERITAUNGGULAN.COM, Jakarta – Menyusul letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kementerian Perhubungan meningkatkan layanan transportasi untuk mendukung penanganan bencana. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Budi Rahardjo, menjelaskan bahwa peningkatan ini difokuskan pada transportasi penyeberangan dan laut karena layanan transportasi udara terganggu oleh abu vulkanik dari letusan tersebut.
“Mulai Selasa, 5 November 2024, kami meningkatkan frekuensi penyeberangan guna memfasilitasi upaya penanggulangan bencana. Kami menambah frekuensi layanan untuk memenuhi kebutuhan mendesak ini,” ujar Budi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/11).
Penambahan Frekuensi dan Armada Kapal
Layanan penyeberangan rute Kupang-Larantuka dan Kupang-Lewoleba-Larantuka kini ditingkatkan dari dua kali menjadi empat kali seminggu. Peningkatan ini diharapkan membantu kelancaran distribusi bantuan dan mempermudah akses masyarakat terdampak di wilayah yang sulit dijangkau lewat jalur darat. Dua kapal disiapkan untuk melayani rute ini, dengan kapasitas masing-masing 300 penumpang dan 16 truk sedang.
- ASDP selaku operator penyeberangan juga memberikan diskon 50% untuk angkutan barang bantuan serta penumpang terdampak bencana. Hal ini diharapkan dapat mempercepat pengiriman bantuan logistik dari Kementerian Sosial.
Dukungan Transportasi Laut
Selain penyeberangan, rute laut Kupang–Ende–Labuan Bajo yang biasanya beroperasi sekali seminggu tetap berjalan. Jika diperlukan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut siap mengoperasikan Kapal Negara (KN) Granti dari Pangkalan Tanjung Perak Surabaya untuk tambahan dukungan transportasi ke wilayah terdampak.
Koordinasi Darat dan Dampak pada Penerbangan
Pemerintah daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan instansi lainnya, termasuk TNI dan Polri, juga telah berkoordinasi untuk memastikan kelancaran angkutan darat. Sementara itu, letusan Gunung Lewotobi mengganggu operasional beberapa bandara. Bandara Fransiscus Xaverius Seda di Maumere ditutup sementara, sedangkan bandara lain di NTT, seperti Bandara Soa di Bajawa dan Bandara Komodo di Labuan Bajo, beroperasi dengan menyesuaikan kondisi abu vulkanik.
Kementerian Perhubungan, melalui Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali, terus berkoordinasi dengan AirNav Indonesia dan pihak terkait untuk memantau perkembangan sebaran abu vulkanik guna menjaga keselamatan penerbangan