BERITAUNGGULAN.COM, Permainan telah lama diakui sebagai alat pembelajaran yang efektif karena sifatnya yang menghibur dan interaktif. Melalui permainan, terutama permainan edukatif dan permainan tradisional, anak tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga belajar berbagai nilai-nilai penting yang akan membentuk kepribadian mereka. Hal ini menjadi perhatian dan salah satu topik dalam kerjasama kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten dan Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Perak, yang berlangsung dari tanggal 2 – 5 September 2024 di Perak Malaysia.
Kaprodi Bimbingan Konseling Pendidikan Islam (BKPI) UIN Banten, Dr. Yahdinil Firda Nadirah menyatakan, permainan edukatif menyediakan platform yang menyenangkan untuk memperkenalkan konsep-konsep baru dan memfasilitasi eksperimen tanpa tekanan, sementara permainan tradisional mempertahankan nilai-nilai budaya dan sosial sambil merangsang imajinasi dan kreativitas. “Melalui permainan, siswa lebih termotivasi untuk belajar, karena mereka tidak merasa tertekan dan malah terdorong untuk mengeksplorasi. Ini penting dalam pengembangan karakter rasa ingin tahu, yang akan membentuk kepribadian dan pola pikir mereka di masa depan.” ujarnya saat kegiatan berlangsung di Sekolah Rendah Seri Budiman Malaysia.
Lebih lanjut Dr. Yahdinil, menjelaskan bahwa saat ini integrasi antara pendekatan permainan kedalam kurikulum formal di banyak lembaga pendidikan masih kurang. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan permainan dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pencapaian akademis siswa. “Melalui pendekatan permainan ini, diharapkan siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan konseptual, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan ketahanan mental.” tambahnya.
Kegiatan pengenalan permainan tradisional dilaksanakan di Sekolah Rendah Seri Budiman yang dikelola oleh Fakulti Pembangunan Manusia Universitas Pendidikan Sultan Idris Malaysia. Para siswa dikenalkan dan diajak bermain gasing yang memiliki berbagai nilai positif yang dapat bermanfaat bagi perkembangan fisik, mental, dan sosial pemainnya. Permainan tradisional gasing dapat melatih keterampilan motorik anak, melatih kesabaran, ketekunan, sportifitas dan kerjasama. Disamping itu juga untuk menjaga dan melestarikan budaya dan identitas lokal.
Program ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara negara, kampus, masyarakat, dan budaya, serta mengedepankan pentingnya menjaga warisan budaya lokal. Dan juga dapat meningkatkan nilai akademis siswa, membentuk karakternya yang lebih berani, kritis, dan mandiri. “Kami berharap program ini dapat menjadi model yang diadopsi oleh lebih banyak sekolah, baik di Malaysia maupun Indonesia, sehingga permainan dapat kembali menjadi bagian penting dalam pendidikan,” tambah Dr. Yahdinil. (MS)