BERITAUNGGULAN.COM, MAKASSAR — Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional melalui tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) “Etnotherapeutik: Pengaruh Trisilas Local Wisdom Terhadap Resilience Pasien Sebagai Bentuk Pengukuran Dosis Komunikasi Perawat Pada Pasien Kanker Paru” yang berhasil meraih medali emas Kelas PKM – RSH 2 pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-38 tahun 2025 yang dilaksanakan di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Tim ini diketuai oleh Muthi Khairunnisa Aiman dari Fakultas Ilmu Komunikasi, dengan anggota Palito Berliano (Ilmu Komunikasi), Firdha Hanifa Suprlan (Statistika FMIPA), Aena Nur Safitri (Fakultas Psikologi), dan Bilal Ali Arsy (Fakultas Kedokteran). Mereka dibimbing oleh Tri Nur Aini Noviar, S.Sos., M.Si., dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba.
Dalam keterangannya, Muthi mengungkapkan rasa syukur dan bahagia dapat membawa nama Unisba hingga mencapai PIMNAS, bahkan meraih medali emas yang dianggap sebagai “pecah telur” bagi kampus.
Ia bercerita bahwa perjalanan menuju PIMNAS penuh dengan proses bertumbuh, mengajarkan kesabaran, manajemen waktu, serta pengorbanan. Muthi mengaku harus mengurangi fokus pada aktivitas UKM-nya, Green and Clean, meskipun mendapat dukungan penuh dari rekan-rekan di UKM tersebut.
Tantangan juga muncul dari dinamika kerja tim, terutama karena perbedaan karakter. Mereka mengatasinya melalui pendekatan personal dan memberi ruang istirahat agar seluruh anggota tim terhindar dari burnout.
Muthi sempat merasa insecure ketika melihat tim-tim dari Medan dan Padang saat berada di bandara, namun perasaan itu berubah menjadi motivasi karena ia sadar bahwa semua peserta memiliki perjuangan yang sama.
Fakultas pun memberikan dukungan akademik berupa konversi SKS bagi anggota tim. Muthi berharap semangat mereka dapat menginspirasi mahasiswa lain dan menekankan bahwa pengalaman serta proses adalah hal yang tidak kalah penting dari hasil akhir.
Dosen pembimbing, Tri Nur Aini Noviar, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian tim yang menurutnya tidak diraih dengan mudah. Ia menjelaskan bahwa proses pembentukan tim dimulai sejak Oktober 2024, ketika Palito pertama kali menyampaikan keinginannya untuk mengikuti PKM.
Dari sana, komposisi tim mulai disusun lintas fakultas, disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, mulai dari aspek komunikasi kesehatan, statistik, hingga psikologi. Penyusunan proposal, pengumpulan data, hingga penyempurnaan laporan menghadirkan banyak tantangan, terlebih karena penelitian mereka melibatkan pasien kanker paru yang kondisinya tidak selalu stabil saat diwawancara.
Tri juga menceritakan bagaimana tim ini melalui proses yang panjang dan intens. Setiap minggu mereka wajib melaporkan progres, melakukan rapat evaluasi, hingga beberapa kali menginap di kampus untuk menyelesaikan laporan, artikel ilmiah, konten media sosial, hingga persiapan presentasi PKP 2.
Proses perbaikan proposal dilakukan berkali-kali hingga akhirnya lolos pendanaan dan melaju ke PIMNAS. Latihan tanya jawab, penyusunan poster, serta revisi luaran terus dilakukan menjelang kompetisi. Menurut Tri, karakter mahasiswa menjadi salah satu modal penting.
Ia membutuhkan anggota tim yang tidak mudah tersinggung karena proses bimbingan sering kali membutuhkan koreksi tegas. Ia bersyukur seluruh anggota tim dapat bekerja dengan disiplin, saling mendukung, serta menjalankan usaha lahir dan batin, termasuk menjaga ibadah dan doa.
Tri menambahkan bahwa sejak awal ia tidak menargetkan medali emas, melainkan ingin melihat bendera Unisba berkibar di ajang nasional karena lolos ke PIMNAS saja sudah melalui proses seleksi yang sangat ketat. Dari lebih dari 33.000 proposal, hanya sekitar 1.500 yang lolos pendanaan, dan dari jumlah itu hanya 420 tim yang berhasil melaju ke PIMNAS.
Prestasi meraih medali emas menjadi capaian yang sangat membanggakan bagi Unisba. Ia berharap pengalaman panjang dan penuh perjuangan ini dapat menjadi bekal berharga bagi seluruh anggota tim, baik yang kelak menjadi tenaga kesehatan, komunikator, maupun profesional di bidang lainnya.
Tri menegaskan bahwa makna terbesar dari PKM bukan sekadar medali, tetapi proses yang membentuk karakter, kemampuan beradaptasi, serta ketangguhan mahasiswa dalam menghadapi tantangan apa pun di masa depan. [ ]
Dok foto: PKM Unisba












