POTENSI KADER KESEHATAN DALAM KERANGKA MENYEHATKAN MASYARAKAT

Penguatan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Strengthening Community-Sourced Health Efforts

Oleh : ALYA TURSINA, MAYA TEJASARI, EKA HENDRYANNY

( Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung )

BERITAUNGGULAN.COM, BANDUNGKesehatan adalah investasi terbaik yang dapat kita lakukan. Pepatah lama mengatakan, “Sehat itu murah, tetapi menjadi mahal ketika berubah menjadi sakit.” Maka dari itu, kesehatan adalah salah satu bagian nikmat hidup yang wajib disyukuri karena jika sakit tentunya akan mengeluarkan banyak biaya untuk pengobatan. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat pemerintah dan swasta.

Apapun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan Pembangunan Kesehatan.

Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu agar terwuiud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Kesehatan berasal dari kata dari Bahasa Arab “sahhah” artinya sehat, tidak sakit, atau selamat. Secara harfiah, “kesehatan” diartikan sebagai keadaan sehat, baik dari segi jasmani maupun Islam sebagai agama yang sempurna dan lengkap sangat memperhatikan masalah kesehatan.

Kesehatan adalah salah satu nikmat terbesar yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya. Maka dari itu, kita selaku hamba Allah sepatutnya bersyukur atas nikmat sehat yang diberikan oleh-Nya. Rasulullah bersabda, “Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia tertipu,  yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang,” (HR. Bukhari).

Berdasarkan landasan hadits di atas sudah menjadi hak setiap insan mendapatkan dan dapat  mengusahakan kesehatan, termasuk para lansia. Masyarakat lansia seharusnya untuk mendapatkan haknya sudah selayaknya mendapatkan bimbingan dan mempunyai sarana dan prasarana yang memadai.

Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, yang selanjutnya disebut Pemberdayaan Masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat.

Masyarakat menyelenggarakan Pemberdayaan Masyarakat dengan didampingi oleh Tenaga Pendamping. Tenaga Pendamping dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, lembaga kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, swasta, perguruan tinggi, dan/atau anggota masyarakat.

Pembentukan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat)  dilakukan dengan memenuhi syarat sebagai berikut: memiliki struktur kepengurusan, memiliki Kader sebagai pengelola/pelaksana kegiatan UKBM dan memiliki sumber daya.

Kader kesehatan merupakan sumber daya manusia yang memiliki potensi untuk membantu petugas kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat untuk mendukung terwujudnya masyarakat yang memiliki perilaku hidup sehat.

Kader diharapkan berperan aktif dan mampu menjadi pendorong, motivator dan penyuluh masyarakat. Kader diharapkan dapat menjembatani antara petugas/tenaga kesehatan dengan masyarakat serta membantu masyarakat mengidentifikasi dan menjawab kebutuhan kesehatan mereka sendiri.

Kader juga diharapkan dapat menyediakan informasi bagi pejabat kesehatan berwenang yang mungkin tidak dapat mencapai masyarakat langsung, serta mampu mendorong para pejabat kesehatan di sistem kesehatan agar mengerti dan merespons kebutuhan masyarakat.

Kader dapat membantu mobilisasi sumber daya masyarakat, mengadvokasi masyarakat serta membangun kemampuan lokal.

Kementerian Kesehatan telah menginisiasi Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) sebagai upaya memperkuat pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat. Posyandu ILP dirancang untuk memberikan layanan kesehatan yang komprehensif bagi seluruh anggota keluarga, mulai dari bayi hingga lansia.

Kementerian Kesehatan berkomitmen dalam melakukan transformasi layanan primer dengan melakukan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP) di 9 lokus Puskesmas yang mewakili Puskesmas wilayah perkotaan, pedesaan, daerah terpencil, dan daerah sangat terpencil.

Ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pasal 94 yang menyebutkan bahwa pemerintah dapat mendayagunakan Lembaga Kemasyarakatan yang ada di desa mulai dari RT, RW, PKK, Karang taruna untuk ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat sangat esensial untuk memastikan Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat.

Sejalan dengan tujuan dari transformasi kesehatan pilar pertama yakni transformasi layanan primer, Kementerian Kesehatan akan meningkatkan kemampuan kader kesehatan dengan memberi tanda kecakapan kader kesehatan yang memiliki memiliki 25 keterampilan dasar yang terbagi dalam 3 tingkatan kecakapan yaitu Purwa, Madya, dan Utama.

Kader Purwa wajib menguasai 2 kompetensi dasar pengelolaan Posyandu dan juga pelayanan balita serta ditambah 1 kemampuan dasar lain pilihan. Kader madya wajib menguasai 3 kompetensi dasar pengelolaan Posyandu dan pelayanan balita serta layanan ibu hamil, ibu menyusui serta ditambah 1 kemampuan dasar lain pilihan.

Selanjutnya, kader utama wajib menguasai seluruh kompetensi dasar pengelolaan Posyandu dan pelayanan seluruh siklus hidup.

Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Kampung Wangun Desa Karyamukti dalam Program Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat.

Kampung Wangun berjarak cukup jauh dari pusat desa Karyamukti yakni sekitar 23 km.  Puskesmas terdekat dengan Kampung Wangun  berjarak sekitar 34 km dengan jalan yang harus ditempuh merupakan jalan desa di lokasi pegunungan yang naik turun dan sulit untuk ditempuh.

Selain itu jalan desa ini sering mengalami longsor sehingga seringkali akses jalan terputus.  Hal ini menyebabkan kampung ini cenderung terisolasi dan sulit diakses termasuk akses pelayanan kesehatan.  Masyarakat sulit untuk mendatangi fasilitas kesehatan untuk memperoleh layanan kesehatan dan program layanan kesehatan tidak sampai ke wilayah tersebut.

Tim pelaksana PKM  melakukan penelusuran terhadap pustaka dan kebijakan di wilayah mitra. Pada tahapan ini Ketua tim, anggota dosen dan anggota mahasiswa akan berdiskusi mengenai persiapan apa saja yang perlu dilakukan, data apa saja yang akan dikumpulkan dan perancangan output kegiatannya.

Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung (observasi) dan focus grup discussion (FGD) terutama dengan kelompok mitra yang akan dibina yaitu kelompok PKK dan kelompok tani.  Dalam proses pengumpulan data dan informasi, tim menggunakan pendekatan participatory rural appraisal (PRA) dan participatory mapping .

Pendekatan ini menekankan pada pembelajaran bersama antara mitra dan tim PKM di dalam merencanakan suatu intervensi yang tepat. Pendekatan ini bersifat experiential sehingga pada praktiknya disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik mitra. Pelaksanaan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan dan pengobatan untuk masyarakat kampung Wangun, program edukasi berupa penyuluhan berbagai pengetahuan kesehatan dan pola hidup sehat untuk masyarakat maupun kader kesehatan, pembentukan kelompok kader kesehatan berbagai pelatihan untuk kelompok PKK dan kelompok tani, pembentukan pos kesehatan terpadu, pengadaan peralatan penunjang pos kesehatan terpadu.

Pada quran surat Al-Mu’min Ayat 67 dijelaskan bahwa kehidupan manusia itu berjalan melalu berbagai tahapan waktu dari mulai proses pnciptaan manusia, bayi dilahirkan sampai mendi usia lansia.

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوٓا۟ أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا۟ شُيُوخًا ۚ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ مِن قَبْلُ ۖ وَلِتَبْلُغُوٓا۟ أَجَلًا مُّسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Arab-Latin: Huwallażī khalaqakum min turābin ṡumma min nuṭfatin ṡumma min ‘alaqatin ṡumma yukhrijukum ṭiflan ṡumma litablugū asyuddakum ṡumma litakụnụ syuyụkhā, wa mingkum may yutawaffā ming qablu wa litablugū ajalam musammaw wa la’allakum ta’qilụn

Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).

Tahapan kehidupan manusia hendaknya selalu dijaga kesehatannya untuk meneruskan sebagai generasi yang kuat mulai dari Program edukasi kesehatan yang terbagi dalam beberapa tema secara bertahap : pemeliharaan kesehatan, penyehatan lingkungan, pencegahan stunting, kesehatan anak, pemanfaatan tanaman obat.

Serta adanya Program pelayanan kesehatan terjadwal oleh tenaga kesehatan Fakultas Kedokteran, Pendirian pos kesehatan terpadu untuk balita, remaja, dewasa dan lansia.

Ujung perjalanan hidup manusia adalah menjadi tua, tetapi tetap sehat (healthy ageing), selanjutnya menua sehat (healthy ageing) harus diikuti dengan menua aktif (active ageing).

Menua aktif adalah suatu proses yang mengoptimalkan kesempatan untuk sehat, berpartisipasi dan kesejahteraan dalam tujuan meningkatkan kualitas hidup saat seseorang menua.

Kata aktif menunjukkan peran serta berkelanjutan dalam bidang sosial, ekonomi, kultural, spiritual dan pemerintahan. Menjaga kelangsungan otonomi dan kemandirian saat seseorang menjadi tua adalah tujuan utama setiap orang. Salah satu upayanya adalah selalu kontrol kesehatannya melalui Pos Kesehatan Terpadu. [ ]