BERITAUNGGULAN.COM, Selama empat hari 4-7 Desember 2024, Prof. Dr. Wardah Nuroniyah, S.H.I, M.S.I Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan “research outbond” moderasi beragama di Belrade, Serbia. Riset kualitatif berbasis data lapangan ini di upayakan untuk menguji sejauhmana moderasi beragama tepat sasaran di tingkat lapangan.
Wardah melakukan observasi secara fenomenologis fokus pada diaspora Indonesia di Belgrade, Serbia. Selain itu menganalisa sejauhmana program dialog antar agama Serbia-Indonesia yang sudah dilakukan sebanyak lima kali berdampak pada diaspora dan kesepemahaman dua negara.
Wardah melakukan pendalaman program melalui FGD dengan KBRI Indonesia di Serbia, didampingi
Mr. Malvino Giovanni Michiels, Sekretaris Pertama bagian Sosial dan Budaya, serta Navira Shandra Prastiwi, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Serbia.
Melakukan rangkaian wawancara dengan Duta Besar RI, untuk Serbia merangkap Montenegro, M. Chandra Widya Yudha (4/12/2024), 18 diaspora Indonesia dari beragam latar belakang dan Prof. Vesna Krajišnik (TBC), kepala asrama pendidikan bahasa di Resort Radojka Lakić, Aval di Belgrade (5/12/2014). Mufti, Imam Masjid, dan Ketua Dewan Komunitas Islam Serbia, Muhamed Hamdi Jusufpahić Bajarakali, di Belgrade, Serbia, (6/12/2024). Jovana Raković, pejabat Administrasi Kerjasama dengan Gereja dan Komunitas Keagamaan, Kementerian Kehakiman Serbia, Jumat (6/12/2024).
Sabtu 7/12 2024, Wardah menyampaikan materi workshop sekaligus FGD moderasi beragama bersama 16 diaspora mahasiswa/wi yang tinggal di Beograd Serbia. Hasil kerjasama KBRI Serbia dan Montenegro dan Perhimpunan Pelajar Indonesi (PPI) Serbia.
Wardah juga melakukan observasi historis yang relevan dengan moderasi beragama, mengamati dari dekat museum Yugoslavia, gereja ortodok Saint Sava Temple (Gereja Santo Sava), dan benteng Belgrade (Belgrade Fortess).
Museum Yugoslavia adalah museum sejarah pada masa Yugoslavia dan kehidupan Josip Broz Tito, sahabat dekat bung Karno. Makam Tito terletak di Rumah Bunga (The House of Flower) yang menjadi bagian dari Museum Yugoslavia. terletak di distrik Dedinje, Belgrade, Serbia.
Mengunjungi museum, Pahlawan Tak Dikenal (Spomenik Neznanom junaku) sebuah tugu peringatan pada masa perang dunia 1, diracang Ivan Mestrovic terletak di puncak gunung Avalam, tenggara Beograd, Serbia. Dibangun pada 1934-1938.
Benteng Belgrade (Belgrade Fortess) adalah benteng setinggi 125.5 m pada masa awal abad ke 15 berasal dari zaman Romawi, terletak di pertemuan sungai Danube dan Sava. Terdiri dari tembok, Menara, gereja, monumen, dan museum sejarah militer yang berlokasi menghadap pulau Perang Besar.
Saint Sava Temple adalah sebuah gereja ortodok Serbia Terbesar, juga sebagai rumah ibadah Ortodok terbesar di Balkan. Salah satu gereja ortodok terbesar di dunia. Terletak di atas lembah Vracar, tempat di bakarnya pusaka Santo Sava oleh wazir Agung Utsmaniyah Sinan Pasha, 1595 atas hukuman pemberontakan Serbia, 1594.
Wardah menyimpulkan, tindak intoleransi berakar dari “background knowledge agama” yang tidak berada pada ruang kosong, tapi berjalin rumit dengan sejarah politik dan militer naik turunya suatu bangsa dan negara. Setiap bangsa dan negara memiliki sejarah politik yang khas, kita bisa belajar bagaimana negara Serbia sekarang, terus membentuk ikatan identitas kebangsaanya yang terus berproses.
Program moderasi beragama dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Nasaruddin Umar selaku Menteri Agama Republik Indonesia 2024-2029 harus lebih menasional dan memiliki epistemologi yang lebih kuat, sehingga bisa di terima seluruh elemen internal bangsa Indonesia dan juga dunia, sebagai program bersama. Diharapkan Indonesia berkontribusi dalam kerangka “menjaga perdamaian dunia”, sebagai manifestasi amanah konstitusi tertinggi RI.