Awal tahun

Profesional Muda, Waspadai Tantangan Psikologis Awal Tahun

BERITAUNGGULAN.COM, JAKARTA — Awal tahun sering kali menjadi momen refleksi diri, menyusun resolusi, dan memulai langkah baru dengan penuh semangat. Namun, menurut Vishen Lakhiani, pendiri Mindvalley, banyak orang terjebak dalam rutinitas yang membuat hidup terasa tidak terarah. Banyak yang menjalani hari tanpa niat yang jelas, hanya mengikuti arus. Padahal, dengan menetapkan niat, kita bisa lebih sadar dalam mengambil langkah dan fokus sepanjang tahun.

Menyongsong tahun 2025, para pekerja dan profesional muda diharapkan menyambutnya dengan percaya diri. “Profesional muda perlu mempersiapkan diri secara mental, fisik, dan spiritual,” ujar Julius Suharto, pencipta kerangka kerja Playsonality, yang menggabungkan psikologi, permainan, dan pengembangan diri.

Dari sisi mental, Julius menekankan pentingnya memiliki mindset positif, kemampuan mengelola stres, dan kecerdasan emosional. Praktik seperti mindfulness atau journaling dapat membantu refleksi emosi harian. Dari sisi fisik, pola hidup sehat melalui olahraga teratur, tidur cukup, dan makanan bergizi harus menjadi prioritas untuk menjaga energi tetap stabil sepanjang tahun. Adapun dari sisi spiritual, introspeksi diri, meditasi, atau penguatan nilai-nilai hidup menjadi kunci.

Julius juga mengutip konsep transcendence, yang mengajak seseorang melampaui batas pribadi dengan menemukan makna lebih dalam dari setiap tindakan. Salah satu caranya adalah berkontribusi pada komunitas, seperti menjadi mentor atau terlibat dalam kegiatan sosial yang membawa dampak positif.

Waspadai Tantangan Psikologis Awal Tahun
Awal tahun sering kali menjadi masa yang penuh tantangan bagi profesional muda. Julius mengingatkan akan tekanan untuk cepat mencapai target, rasa takut gagal, dan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Untuk mengatasinya, membangun growth mindset—melihat tantangan sebagai peluang belajar—sangat penting.

“Fokuslah pada perkembangan dan pengalaman dari proses, bukan hanya hasil akhirnya,” ujar Julius, yang juga praktisi bersertifikat LEGO® Serious Play Facilitator sejak 2017.

Perbedaan Tujuan dan Niat
Julius menjelaskan, banyak orang salah mengartikan tujuan (goals) dan niat (intentions). Tujuan berorientasi pada hasil spesifik seperti menyelesaikan proyek atau mencapai target finansial, sementara niat lebih menekankan pada proses dan cara kita menjalani perjalanan tersebut. Contohnya, niat untuk tetap positif dan tenang saat menghadapi tantangan.

Tujuan yang efektif, menurut Julius, harus memenuhi prinsip SMART: Spesifik, Terukur, Dapat Dicapai, Relevan, dan Memiliki Tenggat Waktu. Sebagai contoh, daripada hanya berkata “ingin lebih sehat,” lebih baik menetapkan tujuan spesifik seperti “berolahraga tiga kali seminggu selama 30 menit.”

Selain itu, Julius menyarankan agar resolusi tidak hanya berfokus pada pencapaian eksternal, tetapi juga pertumbuhan diri yang berkelanjutan, seperti membangun kebiasaan positif untuk kesejahteraan mental dan emosional.

Tiga Pertanyaan Penting untuk Merancang Kehidupan Bermakna
Julius juga mengadopsi konsep Vishen tentang tiga pertanyaan penting untuk merancang kehidupan yang lebih bermakna:

  1. Experience (Pengalaman): Apa momen yang ingin Anda alami?
    Contohnya, mengunjungi tempat impian atau mencoba hobi baru.
  2. Growth (Pertumbuhan): Bagaimana Anda ingin berkembang?
    Misalnya, mengasah keterampilan kepemimpinan atau mendapatkan sertifikasi.
  3. Contribution (Kontribusi): Bagaimana Anda ingin memberi dampak positif?
    Seperti membantu orang lain mencapai tujuan atau menjadi mentor.

Julius menyarankan profesional muda untuk menentukan niat harian setiap pagi. Misalnya, niat “Hari ini saya akan bekerja dengan semangat dan membantu tim mencapai hasil terbaik.” Niat ini diikuti dengan rencana nyata dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan. Ia juga menekankan pentingnya menghargai kemajuan kecil sebagai bagian dari perjalanan menuju pencapaian yang lebih besar.