BERITAUNGGULAN.COM, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa target ambisius pemerintah untuk mencapai produksi minyak dan gas bumi sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) pada tahun 2030 tidak lagi dapat dicapai dengan pendekatan konvensional. Menurutnya, diperlukan terobosan dan langkah-langkah inovatif di luar kebiasaan untuk mendorong pencapaian target lifting migas nasional. Hal ini disampaikannya saat membuka Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-49 tahun 2025 yang berlangsung di ICE BSD City.
Menanggapi tantangan tersebut, PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO) tampil dalam sesi Innovative Energy Solutions (IES), dengan menegaskan kontribusi nyatanya dalam mendukung transisi energi bersih nasional. Melalui penerapan teknologi Gas Jack Compressor, SICO menunjukkan solusi konkret dalam menangani flare gas di sektor hulu migas, mengubahnya menjadi energi produktif yang bernilai ekonomi sekaligus mendorong peningkatan produksi dan penurunan emisi karbon.
Teknologi ini telah terbukti berhasil diimplementasikan di berbagai lapangan migas di Indonesia. Salah satu contoh keberhasilannya terdapat di PEP Sangasanga Field, yang berada di bawah Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina. Mengutip ogindonesia.com, Senior Manager PEP Sangasanga Field, Sigid Setiawan, menyampaikan bahwa “pencapaian produksi PEP Sangasanga Field didukung upaya lain berupa pemasangan mini gas compressor yang juga berperan sebagai Flare Recovery Unit (FRU) di SP. Instalasi ini memberikan kontribusi cukup besar bagi produksi gas Sangasanga Field dengan rata-rata 21 persen dari total penjualan gas, atau secara 281 MMSCF per Juli 2024. Peningkatan ini berkontribusi penting dalam rangka memenuhi Kontrak Bersama Jual Beli Gas dengan PLN Tanjung Batu” Ucapnya.
Tak hanya di darat, Gas Jack Compressor juga telah membuktikan efektivitasnya di wilayah offshore. Salah satu implementasi sukses tercatat di PHE ONWJ, di mana flare gas dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar (fuel gas), menggantikan proses pembakaran. Keberhasilan proyek ini mengantarkan PHE ONWJ meraih Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) 2016 dari Kementerian ESDM serta Energy Management Insight Award dari The Clean Energy Ministerial (CEM).
Cerita sukses lainnya juga tercatat di beberapa lapangan Pertamina lainnya yaitu Prabumulih, Limau dan Adera. di mana teknologi Gas Jack Compressor mampu menangkap gas yang sebelumnya terbuang sebagai flare dan mengubahnya menjadi pasokan gas bernilai ekonomi Inovasi ini menjadi model pengelolaan energi yang tidak hanya efisien secara teknis, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Lebih jauh, SICO tidak hanya fokus pada pengelolaan flare gas, tetapi juga mendorong reaktivasi sumur marginal—sumur tua yang tidak lagi produktif secara ekonomis. Dengan menurunkan tekanan kepala sumur menggunakan teknologi kompresi, SICO berhasil mengoptimalkan kembali produksi minyak dari lapangan-lapangan tersebut, menjadikannya salah satu pilar pendukung pencapaian target 1 juta barel per hari BOPD.
Didukung oleh implementasi sukses di lapangan, SICO siap memperluas kolaborasi dengan pemerintah dan pelaku industri untuk mendorong adopsi teknologi kompresi berkelanjutan sebagai bagian dari strategi transisi energi menuju masa depan yang lebih bersih dan efisien.
