BERITAUNGGULAN.COM, Gunung Api Iya yang terletak di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, kini mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menaikkan status gunung tersebut ke Level II (Waspada) pada 17 Oktober 2024, mulai pukul 08.00 WITA. Peningkatan status ini dilakukan menyusul berbagai tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanik yang berpotensi membahayakan warga sekitar.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyampaikan bahwa keputusan menaikkan status ini diambil berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumen yang menunjukkan lonjakan aktivitas di dalam gunung. “Kami mencatat adanya peningkatan kegempaan vulkanik, baik vulkanik dalam maupun gempa tektonik lokal, yang mengindikasikan adanya tekanan magmatik di dalam tubuh gunung,” ujar Wafid dalam pernyataannya, Kamis (17/10). Ia menambahkan bahwa peningkatan ini bisa memicu erupsi sewaktu-waktu, sehingga masyarakat diminta tetap waspada.
Ancaman Gempa Tektonik dan Gas Beracun
Wafid juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap gempa tektonik besar di sekitar Gunung Iya. Gempa dengan magnitudo yang cukup besar dapat memengaruhi kondisi vulkanik gunung, sehingga berpotensi meningkatkan aktivitasnya. “Masyarakat harus berhati-hati jika terjadi gempa tektonik, karena dampaknya bisa mempercepat aktivitas vulkanik di Gunung Api Iya,” jelasnya.
Selain ancaman gempa, Wafid juga memperingatkan masyarakat untuk tidak mendekati radius 2 kilometer dari kawah aktif gunung. Area ini berpotensi mengeluarkan gas beracun yang berbahaya bagi siapa saja yang berada terlalu dekat dengan lubang-lubang gas di sekitar kawah. Aktivitas di darat dan laut di kawasan tersebut juga sementara dihentikan hingga kondisi dinyatakan aman.
Sejarah Letusan dan Pengawasan Ketat
Gunung Iya, yang memiliki ketinggian 637 meter di atas permukaan laut, termasuk dalam kategori stratovulkanik. Sejarah letusannya tercatat sejak tahun 1671, dengan letusan terakhir terjadi pada 1969. Letusan Gunung Iya biasanya menghasilkan abu vulkanik, batuan pijar, serta aliran lava yang dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
Pengamatan aktivitas gunung ini terus dilakukan secara intensif melalui pos pemantauan di Tewejangga, Kabupaten Ende. Pos ini memantau pergerakan gunung secara visual maupun melalui alat-alat instrumental untuk mendeteksi perubahan yang terjadi di dalam gunung.
PVMBG juga terus berkoordinasi dengan BPBD Nusa Tenggara Timur serta pihak-pihak terkait untuk memastikan keselamatan masyarakat dan memberikan informasi terkini. “Kami harap masyarakat tidak panik dan selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Hindari informasi yang tidak jelas sumbernya,” pesan Wafid.
Langkah Antisipasi dan Kesiapsiagaan
Sebagai langkah antisipasi, PVMBG telah menyiapkan skenario evakuasi jika aktivitas Gunung Iya terus meningkat. Warga diimbau untuk tetap tenang namun waspada, serta segera melapor jika merasakan tanda-tanda erupsi atau gempa yang tidak biasa. Pemerintah daerah juga telah menyusun jalur evakuasi dan lokasi penampungan sementara untuk mengantisipasi segala kemungkinan.
Dengan status Gunung Api Iya yang telah meningkat ke Level II, masyarakat sekitar diminta untuk selalu siaga. Peningkatan aktivitas gunung api ini menjadi pengingat bahwa Indonesia berada di kawasan cincin api yang rawan dengan bencana vulkanik. Dengan langkah pencegahan dan kesiapsiagaan yang tepat, dampak buruk dari letusan gunung dapat diminimalkan, sehingga keselamatan warga tetap terjaga.
