BERITAUNGGULAN.COM, DEPOK– Sekolah Ayah Bunda Spesial tahun 2024 yang digagas Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok telah resmi dimulai. Minggu (2/6).
Sebanyak 22 pasangan suami istri (pasutri) yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK) mengikuti program yang berlangsung setiap Sabtu selama enam kali pertemuan, mulai dari 25 Mei hingga 29 Juni 2024.
Kepala Bidang Pengembangan Kota Layak Anak (PKLA), DP3AP2KB Kota Depok, Ima Halimah mengatakan para peserta berusia maksimal 50 tahun dan memiliki KTP Depok.
Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan langsung kepada keluarga-keluarga tersebut agar mereka dapat mengoptimalkan potensi dan kesejahteraan keluarga.
“Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana, serta didukung penuh oleh berbagai komunitas dan profesional di bidangnya,” ujarnya, Jumat (31/05/23).
Ima Halimah menjelaskan bahwa Sekolah Ayah Bunda Spesial turut bertujuan memberikan pelatihan dan pengetahuan kepada para orang tua dalam berbagai aspek pengasuhan dan manajemen keluarga.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan keterampilan pengasuhan, memperkuat ketahanan keluarga dan menciptakan lingkungan yang ramah serta mendukung perkembangan anak berkebutuhan khusus.
“Program ini menghadirkan sembilan narasumber yang merupakan profesional di bidangnya, berkolaborasi dengan Puspaga dan Komunitas Depok untuk individu spesial (Kode Spesial),” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa program ini mencerminkan komitmen Kota Depok untuk terus mendukung keluarga dengan anak berkebutuhan khusus.
Sekolah Ayah Bunda Spesial bertujuan memberikan pengetahuan yang komprehensif kepada orang tua agar mereka dapat mendukung perkembangan anak secara optimal.
Setiap sesi dirancang untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi oleh orang tua dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus.
“Para orang tua diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan berharga ini untuk belajar sebanyak mungkin dari para narasumber yang ahli di bidangnya, sehingga dapat membentuk lingkungan keluarga yang lebih baik dan mendukung kesejahteraan anak berkebutuhan khusus,” tuturnya.