BERITAUNGGULAN.COM, Jakarta – Pemerintah Arab Saudi meningkatkan pemeriksaan untuk mengidentifikasi jemaah yang menggunakan visa non-haji. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengingatkan jemaah untuk selalu membawa identitas pengenal seperti kartu dan gelang identitas, paspor, visa haji, dan pengenal diri lainnya saat berada di luar hotel atau pergi ke Masjidil Haram.
Pemeriksaan ini semakin ketat, terutama di akses masuk Kota Makkah dan wilayah Armuzna. Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda, menyampaikan bahwa pada tahun ini, otoritas Arab Saudi mewajibkan seluruh jemaah haji memiliki smart card. Kebijakan ini mendapat perhatian khusus dari Kementerian Haji, Kementerian Dalam Negeri, dan Keamanan Umum Arab Saudi.
“Jemaah yang tidak memiliki smart card tidak diperbolehkan masuk ke Armuzna, apapun statusnya. Pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan sanksi berat bagi yang melanggar,” kata Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Jumat (07/06/2024).
“Oleh karena itu, selain membawa smart card dan identitas lainnya saat berada di luar hotel, jemaah harus menyimpan smart card tersebut dengan baik dan memastikan berada di tempat aman,” tambahnya. “Segera lapor ke petugas sektor jika smart card hilang agar dapat segera diganti,” lanjutnya.
Menjelang puncak haji, Widi menjelaskan bahwa PPIH sedang mempersiapkan pelaksanaan safari wukuf bagi jemaah di Arafah. Persiapan ini melibatkan petugas layanan lansia, disabilitas, tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH), dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Program safari wukuf ini terus disosialisasikan ke hotel-hotel tempat jemaah menginap.
PPIH telah mengalokasikan 300 kuota untuk jemaah lansia yang tidak mampu melaksanakan wukuf di Arafah. Kuota ini mempertimbangkan jumlah petugas yang akan mendampingi jemaah lansia tersebut. “Setiap petugas akan mengurus lima jemaah lansia nonmandiri, termasuk membantu memandikan, menyuapi, dan memenuhi kebutuhan individu lansia lainnya. Mekanisme pendorongan jemaah safari wukuf dilakukan pada 9 Zulhijjah pagi, jemaah lansia di hotel transit dibawa dengan 10 bus menuju Arafah,” kata Widi.
Widi juga mengimbau jemaah muda dan sehat untuk membantu jemaah lansia yang membutuhkan bantuan selama di tanah suci. “Saling peduli antarjemaah diharapkan dapat menumbuhkan kebersamaan yang kuat dan menjadi ladang amal selama menjalani ibadah haji,” pesannya.
PPIH terus mengingatkan jemaah untuk menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup, makan tepat waktu, mengonsumsi vitamin yang diperlukan, dan berkonsultasi dengan dokter kloter atau klinik sektor jika mengalami keluhan kesehatan.
“Mengingat cuaca panas di Kota Makkah saat ini, aktivitas ibadah jemaah bisa dilakukan di musala hotel atau masjid sekitar hotel. Jemaah juga bisa mendalami manasik haji dan mengikuti bimbingan serta konsultasi ibadah yang diselenggarakan di musala hotel,” tutupnya.
