BERITAUNGGULAN.COM, JAMBI — Di tengah rimbunnya pepohonan dan hembusan angin lembut khas tanah Jambi, berdiri tegak tiang-tiang harapan: bangunan Masjid Daarut Tauhiid Jambi yang kini telah mencapai 35% progres pembangunannya pada pekan terakhir bukan April ini. Belum sempurna, tapi setiap bata dan semen yang tertanam adalah wujud cinta dari umat. Masjid ini bukan sekadar bangunan, tapi nyawa kolektif dari ribuan tangan yang percaya bahwa cahaya bisa lahir dari tanah sendiri.
Walau belum bisa digunakan untuk salat berjemaah secara rutin oleh santri Baitul Qur’an maupun warga sekitar, masjid ini telah membuktikan dirinya lebih dari sekadar proyek fisik. Pada bulan Ramadhan lalu, bangunan yang masih setengah jadi itu menjadi tuan rumah bagi sebuah acara yang menggugah hati: kegiatan pesantren kilat (sanlat) untuk anak-anak yatim dan masyarakat sekitar. Di antara kerangka beton dan bayang-bayang masa depan, gema tawa dan lantunan doa anak-anak menyatu dengan senja Ramadhan — menjadikan tempat itu suci bahkan sebelum ia resmi berdiri.
“Setiap saya berwakaf untuk pembangunan masjid ini, saya merasa sedang ikut menanam pohon yang kelak akan tumbuh rindang dan meneduhkan banyak jiwa,” ujar Sulaiman, salah seorang jemaah Daarut Tauhiid yang rutin berwakaf untuk proyek ini. “Meskipun saya tidak tinggal di Jambi, saya yakin masjid ini akan menjadi cahaya bagi siapa saja yang mendekat padanya,” lanjutnya.
Pembangunan Masjid Daarut Tauhiid Jambi didanai sepenuhnya dari wakaf umat. Rupiah demi rupiah yang dikumpulkan bukan dari kemewahan, tapi dari keikhlasan. Dan dari keikhlasan itu lahirlah harapan besar agar masjid bisa selesai sepenuhnya pada tahun 2025 ini, menjadi pusat ibadah, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat Jambi dan sekitarnya.
Setiap tiang yang berdiri bukan hanya menyokong atap, tetapi juga mimpi. Setiap lapisan dinding bukan hanya menyusun ruang, tapi menyimpan doa. Dari kota metropolitan hingga pelosok desa, dari donatur besar hingga ibu rumah tangga yang menyisihkan uang belanjanya, semuanya ikut ambil bagian dalam proyek ini. Inilah gotong royong dalam wujud tertinggi: wakaf untuk Allah, manfaat untuk seluruh umat.
Bukan sekadar rumah ibadah, Masjid Daarut Tauhiid Jambi digagas sebagai pusat spiritualitas dan peradaban. Nantinya, masjid ini akan menjadi ruang belajar Al-Qur’an, tempat tumbuhnya kader-kader unggul, dan titik temu antara nilai-nilai tauhid dan realitas sosial.
Kini yang dibutuhkan hanyalah satu hal: konsistensi dan dukungan umat. Karena masjid ini bukan milik satu nama atau lembaga. Masjid Daarut Tauhiid Jambi milik semua yang percaya bahwa kebaikan harus terus dibangun — meski batu pertama baru tertanam, meski hujan dan panas terus menguji.
Dan di tanah Jambi, cahaya itu perlahan tumbuh. Belum terang sepenuhnya, tapi cukup untuk menyalakan semangat ribuan hati yang merindukan masjid sebagai pusat kehidupan. Masjid Daarut Tauhiid Jambi bukan hanya sedang dibangun — ia sedang diperjuangkan. (Cahya) [ ]
Dok foto: Daarut Tauhiid
