BERITAUNGGULAN.COM, Surakarta – Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tekun Tenun dan Kriya, prioritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), telah memberikan dampak positif sejak diluncurkan pada 2020. Program ini, hasil kolaborasi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), dipaparkan dalam perayaan HUT ke-44 Dekranas di Surakarta melalui berbagai acara seperti gelar wicara, peragaan busana, dan lokakarya.
Monika Situmorang, lulusan program PKW dari Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, berbagi kisah suksesnya. Sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga kurang mampu, Monika tidak bisa melanjutkan pendidikan tinggi dan mendaftar program PKW. “Saya mengikuti PKW selama 32 hari bersama 50 peserta lainnya. Kami belajar menenun dan diberi alat serta bahan untuk menenun di rumah. Dalam satu bulan, saya hanya menghasilkan satu helai kain,” ungkap Monika.
Awalnya, Monika kesulitan menjual hasil tenunnya dan sempat berkecil hati. Namun, setelah memposting karyanya di Facebook, ia berhasil menarik minat pembeli dan mulai mendapatkan omzet yang cukup besar. “Sekarang saya sudah bisa membeli sepeda motor untuk hadiah ulang tahun ayah saya dan memenangkan juara kedua dalam lomba tenun di Kabupaten Samosir,” ujarnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menjelaskan bahwa program PKW bertujuan melahirkan wirausahawan muda dengan keahlian kerajinan tangan dan kekayaan budaya daerah. “Pemerintah ingin mereka menjadi warga yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Kiki.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan. Ketua Dekranasda Ogan Ilir, Mikhailia Tikha Alamsjah, menceritakan kesuksesan pelestarian Tenun Gebeng di daerahnya melalui PKW. “Kami memilih 30 perempuan untuk mengikuti program ini. Salah satu peserta yang sebelumnya berniat menjadi TKW, kini bisa memiliki penghasilan sendiri,” jelasnya.
PKW Tekun Tenun dan Kriya, yang menyasar anak-anak usia 15-25 tahun yang tidak sekolah dan belum bekerja, telah memberikan keahlian dan membantu mereka menjadi pengusaha kepada 4.699 anak di seluruh Indonesia. Hasilnya, 2.284 rintisan usaha kerajinan tangan diharapkan menjadi penerus perajin produk budaya Nusantara.