Revolusi Digital Pendidikan Islam dengan EMIS 4.0

Revolusi Digital Pendidikan Islam dengan EMIS 4.0

BERITAUNGGULAN.COM, Jakarta – Transformasi digital dalam Data Pendidikan Islam sedang digalakkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dengan menerapkan teknologi digital pada seluruh program terkait data pendidikan. Berdasarkan KMA No.83 Tahun 2022, EMIS kini menjadi pusat integrasi data pendidikan di Kementerian Agama. Beberapa langkah strategis dalam transformasi ini meliputi penggunaan infrastruktur berbasis Cloud, arsitektur aplikasi microservices, dan pengembangan EMIS sebagai ekosistem digital data pendidikan.

Keunggulan Cloud Computing

Cloud Computing atau komputasi awan menggabungkan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis internet. Beberapa keunggulan utama dari cloud computing adalah:

  1. Skalabilitas: Penambahan kapasitas penyimpanan data dapat dilakukan tanpa membeli perangkat keras tambahan seperti memori atau hard disk. Penyedia layanan cloud computing menyediakan penambahan kapasitas ini.
  2. Aksesibilitas: Data dapat diakses kapan saja dan di mana saja asalkan terhubung dengan internet, memudahkan akses data di saat penting.
  3. Keamanan: Data tersimpan dengan aman oleh penyedia layanan cloud computing, sehingga lebih terjamin keamanannya.

Sejak 2020, EMIS telah beralih dari infrastruktur server on-premise ke cloud. Sebelumnya, server internal Ditjen Pendis Kemenag yang terletak di gedung EMIS Kementerian Agama Pusat sering mengalami kendala seperti koneksi lambat saat banyak diakses pengguna, server down saat terjadi gangguan listrik, dan rentan terhadap serangan hacker. Dengan menggunakan teknologi cloud, kendala-kendala ini berhasil diatasi.

Arsitektur Aplikasi Microservices

EMIS 4.0 menggunakan arsitektur aplikasi berbasis microservices, menggantikan model monolitik sebelumnya. Pendekatan microservices memungkinkan aplikasi dikembangkan dengan membagi prosesnya menjadi unit-unit terpisah yang dapat dikelola dan dikembangkan secara independen. Setiap komponen microservice memiliki fungsi tersendiri dan beroperasi secara mandiri, berkomunikasi dengan layanan lain melalui API.

Pendekatan ini memberikan fleksibilitas lebih besar karena setiap modul dapat dioperasikan dan diperbaiki secara terpisah tanpa mempengaruhi modul lain. Alur kerja yang terpecah menjadi unit-unit kecil membuatnya lebih mudah dipahami dan lebih fleksibel untuk dikembangkan. Dok.Kemenag