BERITAUNGGULAN.COM, Jakarta – Ketua MPR RI dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, memberikan apresiasi atas kinerja Kementerian Agama (Kemenag) dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M. Berbagai inovasi dan perbaikan layanan yang dilakukan oleh Kemenag menjadikan penyelenggaraan haji tahun ini lebih baik dan tertata dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Langkah-langkah inovatif yang diambil Kemenag dalam melayani jemaah haji Indonesia tahun ini patut mendapat apresiasi. Mulai dari program haji ramah lansia, penyediaan konsumsi tiga kali sehari selama di Mekah, penambahan layanan fast track di embarkasi Jakarta, Solo, dan Surabaya, serta peningkatan layanan kesehatan, transportasi, akomodasi, dan perlindungan jemaah haji. Meski masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk musim haji tahun depan, Kemenag harus mencatatnya dengan baik,” ujar Bamsoet setelah bertemu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Kamis (27/6/24).
Bamsoet, yang juga merupakan mantan Ketua DPR RI dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan, menambahkan bahwa jumlah jemaah haji tahun ini adalah yang terbanyak dalam sejarah haji Indonesia. Total kuota haji Indonesia mencapai 241.000 orang, yang terdiri dari 213.320 jemaah reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.
“Awalnya, kuota haji Indonesia tahun 1445 H/2024 M sebanyak 221.000 jemaah. Berkat lobi-lobi pemerintah, Arab Saudi memberikan tambahan kuota sebesar 20.000 jemaah. Dari jumlah tambahan tersebut, 10.000 kuota digunakan untuk jemaah haji reguler dan 10.000 untuk jemaah haji khusus, sehingga total jemaah haji Indonesia tahun ini menjadi 241.000 orang,” jelas Bamsoet.
Salah satu inovasi yang diapresiasi Bamsoet adalah skema murur. Melalui skema ini, jemaah haji yang selesai wukuf di Arafah menggunakan bus untuk melintas secara perlahan di Muzdalifah tanpa turun dari bus, lalu menuju Mina. Skema ini mampu mengurangi lebih dari 30 persen kepadatan jemaah haji di Muzdalifah, yang hanya memiliki ruang seluas 0,29 m² per orang.
“Penerapan skema murur ini sangat membantu jemaah haji lansia, difabel, dan jemaah berisiko tinggi. Sebanyak 53.863 jemaah yang termasuk dalam kategori ini dapat menggunakan skema murur, sehingga proses mabit di Muzdalifah menjadi lebih lancar,” tambah Bamsoet.
Inovasi lainnya adalah penambahan layanan fast track di embarkasi Jakarta, Solo, dan Surabaya. Layanan ini memungkinkan proses imigrasi yang seharusnya dilakukan di Arab Saudi bisa diselesaikan di Indonesia, sehingga jemaah haji tidak perlu melakukan proses imigrasi saat tiba di Arab Saudi.
“Inovasi lain dari Kemenag adalah pemberlakuan syarat istitha’ah sebelum pelunasan haji. Cek istitha’ah dilakukan sebagai syarat syar’i agar calon jemaah haji memenuhi persyaratan untuk melaksanakan ibadah haji. Sebelum ini, para jemaah yang telah masuk daftar tunggu harus melunasi biaya haji sebelum dilakukan cek istitha’ah,” pungkas Bamsoet.