BERITAUNGGULAN.COM, Medan – Setiap sore hingga malam, rumah kontrakan sederhana milik Bu Susi Ritonga (49) di Jl. Teratai Ujung, Lingkungan 5, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, selalu ramai dengan suara anak-anak dan orang dewasa yang belajar mengaji. Dengan penuh semangat, Bu Susi mengubah ruang tamu kecilnya yang berukuran 5×3 meter menjadi pusat kegiatan belajar Al-Qur’an.
Selama delapan tahun terakhir, Bu Susi telah menjadi guru ngaji bagi lebih dari 90 anak setiap harinya. Rumah kontrakan yang disewanya menjadi saksi bisu dari perjuangannya mencetak generasi berakhlak mulia. Dengan keterbatasan ruang, ia membagi waktu pengajaran menjadi beberapa shift agar semua anak mendapat kesempatan untuk belajar.
Mimpi besar Bu Susi adalah mencetak generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Ia tidak hanya mengajarkan membaca Iqro dan Al-Qur’an, tetapi juga ilmu keislaman lainnya seperti tahsin, seni hadroh islami, qasidah, dan sholawat nabi. “Nikmatnya dekat dengan anak-anak ini berbagi ilmu. Kami ingin agar anak-anak di kampung ini pandai mengaji. Itulah sebabnya saya membuka Rumah Qur’an An-Nur Al-Barokah. Dari satu murid, kini sudah hampir mencapai 100 orang,” ujarnya.
Bu Susi mengajarkan berbagai aspek membaca Al-Qur’an, termasuk makhorijul huruf, tajwid, maqam, dan berbagai bacaan sholawat nabi. Ia merasa bahagia bisa mengajarkan ilmu yang bermanfaat bagi anak-anak. “Senang bisa mengajarkan ilmu yang bermanfaat untuk mereka,” tambahnya.
Menghadapi berbagai tantangan, Bu Susi tak pernah menyerah. Saat minat mengaji anak-anak menurun, ia menggunakan metode yang menghibur seperti menyanyi lagu-lagu islami dan sholawat untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. “Makanya kita pakai trik, masukkan materi-materi islami lewat qasidah seperti nama-nama nabi, hukum tajwid, fiqih, hadis, aqidah, dan lain-lain. Supaya mereka tidak bosan mengaji. Bahkan saya buat tim hadroh dan sholawat, dengan peralatan seadanya, sudah ada beberapa perwiritan dan masjid yang mengundang,” katanya.
Dalam kondisi yang serba sederhana, Bu Susi menemukan kebijaksanaan untuk menerima dan keberanian untuk berperan. Baginya, keikhlasan adalah yang terpenting. “Alhamdulillah, dengan sabar dan ikhlas, dari yang awalnya tak mengenal huruf, anak-anak sudah banyak yang pandai membaca Qur’an. Semoga menjadi amal jariyah, apa yang diajarkan bermanfaat dan menjadi generasi yang hebat,” tambahnya.
Dukungan dari Baitul Maal Hidayatullah (BMH) perwakilan Sumatera Utara sangat berarti bagi Bu Susi dan para guru ngaji lainnya. “Dukungan itu dibuktikan dengan memberikan bantuan guru ngaji rutin setiap bulan. Bu Susi merupakan salah satu di antara puluhan guru Qur’an lainnya yang menjadi pejuang Qur’an dan penerima manfaat,” ujar Osman Ali, Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Sumut, saat mengunjungi Bu Susi pada Selasa, (9/7/24).
Bu Susi menyampaikan rasa syukurnya atas perhatian yang diberikan. “Saya mewakili semua teman-teman guru Qur’an, sangat senang sekali selama ini mendapat bantuan dari BMH. Tidak hanya perlengkapan ngaji seperti Iqra’, Al-Qur’an, dan meja, tapi juga memberikan biaya hidup setiap bulannya. Terima kasih sudah peduli pada kami. Semoga menjadi amal jariyah untuk para donatur BMH di mana pun berada,” ungkapnya.
Begitulah zakat dan infaq yang dikelola oleh BMH, hadir tidak hanya sebagai pendukung berbagai kegiatan, tetapi juga menjadi penggerak program-program yang memiliki dimensi kebermanfaatan yang luas dan jangka panjang.