Makna Naskah Kuno dan Topeng di Museum Sri Baduga

Makna Naskah Kuno dan Topeng di Museum Sri Baduga

BERITAUNGGULAN.COM, BANDUNG – Makna Naskah Kuno dan Topeng di Museum Sri Baduga, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat melalui UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat (PKDJB), menggelar Seminar Analisa Koleksi Museum Sri Baduga. Kegiatan yang diselenggarakan secara hybrid pada 19-20 Juni 2024 silam yang dibuka oleh Kadisparbud Jabar Benny Bachtiar yang diwakili Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPD PKDJB Wanti Windari.

Seminar tahun ini mengambil tema ‘Nuansa Aksara dalam Naskah’ dan ‘Misteri di Balik Topeng’. Kegiatan tersebut menjadi upaya dalam melaksanakan fungsi Museum Sri Baduga yaitu memberi pengetahuan koleksi kepada masyarakat luas.

“Semoga ilmu yang didapat di seminar ini menjadi manfaat yang tak terhingga, khususnya dalam mewujudkan upaya pemajuan kebudayaan dengan melestarikan warisan budaya kita yang merupakan tanggung jawab bersama,” ucap Kasubbag TU UPTD PKDJB.

Beberapa materi penting disampaikan seperti ragam penulisan teks mushaf, nuansa keagamaan dalam Naskah Babad Cirebon koleksi Museum Sri Baduga, Islamisasi dalam tradisi, dan studi kasus naskah Pantun Ramayana.

Selain itu terdapat pula diskusi mengenai topeng koleksi Museum Sri Baduga, teks dan konteks topeng Bali koleksi Museum Sri Baduga, simbol spiritual pada kedok topeng Cirebon, serta koleksi topeng sebagai daya tarik wisata.

Pada seminar hari pertama, hadir empat narasumber yaitu Jajang A Rohman (akademisi), Undang Ahmad Darsa (akademisi), Ruhaliah (akademisi), dan Rahmat Sopian (Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara Jawa Barat).

Di hari kedua, materi disampaikan oleh Toto Amsyar Suanda (seniman/budayawan), I Made Sudana (akademisi), Bendra Angrenaswara (akademisi), dan Lia Afriza (akademisi).