Perkuat Daya Saing Pelaku Usaha Lokal, Dosen Unisa Bandung Berikan Pelatihan E-Personal Branding dan Media Sosial

BERITAUNGGULAN.COM, BANDUNG (unisa-bandung.ac.id) —  Dalam upaya memperkuat daya saing pelaku usaha lokal di tengah ketatnya persaingan pasar, dosen Universitas ‘Aisyiyah Bandung (Unisa Bandung) mengadakan pelatihan bertajuk “Optimalisasi E-Personal Branding dan Penggunaan Media Sosial dalam Meningkatkan Keputusan Pembelian pada Pelaku Usaha di Wilayah Pimpinan ‘Aisyiyah Jawa Barat.” Pelatihan ini berlangsung di Kampus 2 Unisa Bandung, Jumat (29/04/2025)

Dalam sesi pelatihan tersebut, Dosen Prodi S1 Perdagangan Internasional Khoirun Nisa Bahri, M.S.M., menekankan pentingnya membangun personal branding bagi pelaku usaha lokal.

“Melalui personal branding yang kuat, pelaku usaha dapat membangun hubungan emosional dengan konsumen. Konsumen saat ini tidak hanya membeli produk, tetapi juga nilai dan cerita yang ada di balik usaha tersebut,” ujarnya. Selasa (29/04/2025)

Khoirun Nisa menambahkan, pemilihan topik personal branding dalam program pengabdian ini berangkat dari hasil penelitian yang dilakukannya tentang pengaruh personal branding terhadap keputusan pembelian, khususnya di kalangan UMKM.

“Banyak potensi besar di kalangan UMKM yang belum tergali optimal karena kurangnya pemahaman tentang membangun citra diri yang kuat dan autentik,” jelasnya.

Terkait kondisi peserta, Khoirun Nisa mengungkapkan bahwa sebelum mengikuti pelatihan, para peserta yang mayoritas merupakan pelaku usaha perempuan dari PWA Jawa Barat belum memahami secara terstruktur bagaimana memilih dan menggunakan media sosial sebagai sarana pemasaran.

Ia juga menyoroti pentingnya kehadiran digital dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

“Di era digital, reputasi online yang kuat melalui review positif, testimoni, interaksi aktif, dan konten yang bermakna menjadi faktor penting dalam membangun kepercayaan dan mendorong konsumen untuk memilih produk atau jasa yang ditawarkan,” tuturnya.

Khoirun Nisa berharap, melalui pelatihan ini para pelaku usaha dapat mengembangkan bisnis mereka secara lebih massif dan profesional.

Sementara itu, Dosen Prodi S1 Desain Komunikasi Visual Harry Atmami,M.Sn menjelaskan pentingnya estetika visual dalam membentuk citra usaha di media sosial. Ia menekankan bahwa pemilihan warna, tipografi, dan komposisi gambar yang konsisten dapat meningkatkan daya tarik, sekaligus memperkuat profesionalisme, kredibilitas, dan keunikan merek.

“Di tengah persaingan ketat di media sosial, visual yang estetis menjadi pembeda utama untuk menarik perhatian audiens,” terangnya. Sabtu (26/04/2025)

Dalam menyampaikan materi, Harry menggunakan pendekatan berbasis praktik dan partisipatif. Peserta diajak memahami konsep melalui teori singkat, studi kasus, hingga simulasi langsung dengan menganalisis berbagai konten nyata di media sosial.

“Pendekatan ini bertujuan agar peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan keterampilan visual dalam promosi usaha mereka,” terangnya.

Lebih lanjut, Harry menyoroti elemen visual utama yang perlu diperhatikan, seperti logo yang kuat dan konsisten, palet warna yang harmonis, kualitas visual yang tinggi, serta keseragaman identitas visual di berbagai platform.

“Keseragaman ini secara psikologis memperkuat kepercayaan audiens terhadap brand,” tambahnya.

Terkait penilaian kreativitas peserta, Harry menggunakan metode observasi partisipatif, penugasan proyek kecil, serta diskusi reflektif. Ia menilai bahwa sebagian besar peserta mampu menunjukkan peningkatan signifikan dalam menerjemahkan nilai usaha mereka ke dalam elemen visual yang otentik dan relevan.

Harry menyarankan peserta untuk membuat template visual seragam, memilih palet warna dan tipografi konsisten, serta memperbaiki kualitas foto produk dengan pencahayaan sederhana. Langkah-langkah ini, menurutnya, dapat memberikan dampak besar pada citra visual usaha.

Harry berharap, pelatihan ini menjadi pemantik bagi peserta dalam membangun brand equity yang kuat, meningkatkan awareness, engagement, hingga konversi penjualan.

“Dengan pengelolaan identitas visual yang lebih strategis, pelaku usaha diharapkan mampu bersaing di pasar yang lebih luas dengan modal kepercayaan dan loyalitas konsumen yang telah terbentuk,” pungkasnya.  [ ]

Dok foto: Unisa Bandung