BERITAUNGGULAN.COM, Sawahlunto, Sumatra Barat – Perhelatan Galanggang Arang Kota Sawahlunto tahun ini sangat istimewa karena bertepatan dengan peringatan 5 tahun penetapan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO. Penetapan ini diumumkan pada 6 Juli 2019 di Kota Baku, Azerbaijan, dalam Sidang Komite Warisan Dunia ke-43.
Pengakuan ini membawa kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, karena WTBOS menjadi salah satu dari enam warisan dunia kategori kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia, sejajar dengan Kompleks Candi Borobudur, Kompleks Candi Prambanan, Situs Manusia Purba Sangiran, Subak di Bali, dan Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Galanggang Arang sebagai platform untuk memperkuat ekosistem WTBOS, diluncurkan oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan (PPK) Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek R.I, sejak tahun lalu. Acara ini dimulai dengan kick-off di Padang pada 19 Oktober 2023 dan berlanjut di delapan titik lainnya yang merupakan bagian dari zonasi WTBOS.
Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, WTBOS membuktikan bahwa tatanan ekonomi dunia modern bergantung pada ekstraksi sumber daya alam di negara jajahan. “WTBOS bisa menjadi situs pembelajaran bagi masyarakat tentang kedudukan Indonesia dalam sejarah dunia, peran pengetahuan lokal dalam pembentukan peradaban modern, dan pentingnya bersikap kritis terhadap warisan kultural dari kolonialisme,” ujarnya.
Galanggang Arang 2024 dimulai pada tanggal 4 Mei 2024 di Jembatan Siti Nurbaya dan berlanjut ke kota Solok. Kini, perhelatan mencapai titik ketiga di Kota Sawahlunto yang digelar mulai 3-6 Juli 2024. Kegiatan akan terpusat pada beberapa situs cagar budaya WTBOS, seperti PLTU Salak, Taman Silo, dan Museum Goedang Ransoem, dengan tujuan mengaktivasi dan memanfaatkan tempat tersebut sebagai ruang publik baru.
Menurut Edy Utama, kurator Galanggang Arang, pemanfaatan kawasan cagar budaya WTBOS sebagai ruang publik merupakan strategi untuk merawat dan melestarikan warisan dunia di Sawahlunto. Konsep ini mendapat dukungan penuh dari Pj. Walikota Sawahlunto, Fauzan Hasan, M.Si, dan General Manager PT. Bukit Asam Tbk, Yulfaizon.
Dalam rapat koordinasi persiapan Galanggang Arang, Fauzan Hasan menyatakan bahwa pemanfaatan cagar budaya WTBOS untuk kegiatan seni budaya sangat menarik, karena Sawahlunto memiliki 45 situs cagar budaya yang dapat dikembangkan sebagai ruang publik baru. Yulfaizon menambahkan bahwa Kota Sawahlunto dengan kekayaan warisan dunianya siap mendukung kota tersebut sebagai destinasi wisata dunia. PT. Bukit Asam Tbk juga sedang merenovasi kantor pusatnya, yang merupakan salah satu cagar budaya WTBOS, untuk menjadi hotel heritage bintang empat.
Perayaan 5 Tahun WTBOS Bersama Musisi Dunia
Rangkaian kegiatan Galanggang Arang Sawahlunto dari 3-6 Juli 2024 dirancang sebagai perayaan bersama warga dunia. Edy Utama melibatkan berbagai elemen masyarakat di ekosistem WTBOS dan mengajak beberapa musisi kelas dunia untuk merayakannya.
Dua musisi dari Jepang, Miho dan Katsu, telah menciptakan lagu khusus tentang Sawahlunto sebagai kota warisan dunia. Wilmer Montoya atau Pacha Chalwanka dari Peru akan menampilkan musik dari Pegunungan Andes, Amerika Selatan, yang berasal dari peradaban Inca. Instrumen musik purba ini akan mengisi ruang-ruang sunyi cagar budaya WTBOS di Sawahlunto.
Gilang Ramadhan, drummer terkenal Indonesia, juga akan merayakan 5 tahun penetapan WTBOS. Selain bermain solo, ia akan berkolaborasi dengan musisi lain, termasuk seniman tetabuhan nusantara dari Kota Sawahlunto. Taufik Adam, musisi asal Sumatera Barat, akan menampilkan musik kolaborasi tiga benua dengan Berhard Batchelet dari Swiss dan Ndo-mbemba Kanoute dari Senegal, serta karya baru yang khusus dipersiapkannya untuk Galanggang Arang.
Dialog dan Workshop
Untuk memperkuat ekosistem WTBOS, Galanggang Arang Sawahlunto juga mengadakan berbagai kegiatan, termasuk dialog pengenalan WTBOS kepada kaum muda, lokakarya untuk guru-guru MGMP, dan diskusi tentang musik tradisi nusantara yang dipandu oleh Arrahmuddin Ali dari LMK Musik Tradisi Nusantara. Gilang Ramadhan akan mengadakan workshop musik dengan para seniman musik tradisi Kota Sawahlunto, yang diharapkan menghasilkan komposisi musik yang akan ditampilkan di puncak acara peringatan 5 tahun WTBOS pada 6 Juli malam di pelataran Museum Goedang Ransoem.
Pada 6 Juli 2024, puncak acara akan ditandai dengan pawai budaya multi etnik di sekitar Kota Sawahlunto, melibatkan komunitas musik setempat. Menurut Edy Utama, rangkaian Galanggang Arang dari 3-6 Juli 2024 diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat luas dan pemangku kepentingan untuk merawat dan melindungi warisan dunia WTBOS.