Menperin Dorong Neta Jadikan Indonesia Basis Produksi dan Hub Ekspor Kendaraan Listrik

Menperin Dorong Neta Jadikan Indonesia Basis Produksi dan Hub Ekspor Kendaraan Listrik

BERITAUNGGULAN.COM, Pemerintah Indonesia memberikan apresiasi kepada Hozon Energy Automobile Co., Ltd. (Hozon) dari China, yang telah merealisasikan investasinya melalui PT Neta Auto Manufacturing Indonesia untuk mendukung percepatan produksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di tanah air. Apresiasi ini disampaikan oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita saat bertemu dengan jajaran Direksi Hozon di Beijing.

“Kami berharap produksi Neta bisa semakin ditingkatkan. Apalagi dengan strategi pasar Neta yang mengalokasikan 50 persen dari total produksinya untuk ekspor. Saat ini, perusahaan ini telah melakukan ekspor ke 40 negara,” kata Menperin Agus Gumiwang pada Rabu (12/6) waktu setempat.

Menperin menyatakan ketertarikannya untuk mendorong pertumbuhan Neta bersama-sama dalam membangun industri otomotif yang berdaya saing global. “Pemerintah menawarkan berbagai insentif yang dapat dimanfaatkan oleh Neta untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor, terutama untuk kendaraan dengan setir kanan,” jelasnya.

Indonesia juga serius dalam mempercepat pembangunan dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik. “Kami menargetkan populasi EV di Indonesia mencapai 600.000 unit pada tahun 2030. Jika Neta merencanakan produksi 6.000 mobil per tahun, kami yakin pasar domestik Indonesia akan menyerapnya dengan baik,” tambahnya.

Dengan rasio kepemilikan mobil di Indonesia yang masih sekitar 99 unit per 1.000 orang, ada peluang besar untuk pertumbuhan industri otomotif di sini. Sebagai perbandingan, rasio di Malaysia adalah 490 unit per 1.000 orang dan di Thailand 275 unit per 1.000 orang.

“Rasio yang rendah ini menunjukkan adanya ruang untuk pertumbuhan yang signifikan, terutama jika dibandingkan dengan populasi total negara. Neta dapat melihat Indonesia sebagai pusat ekspor,” kata Menperin.

Menperin juga melihat peluang ekspor kendaraan listrik ke negara-negara ASEAN dan Oceania. “Kami melihat potensi ekspor ke Australia, negara dengan setir kanan. Hal ini bisa menguntungkan secara ekonomi dan diharapkan produksinya dapat dilakukan di Indonesia,” ungkap Agus.

Kementerian Perindustrian berharap Neta melakukan riset pasar yang komprehensif terhadap selera masyarakat Indonesia agar produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan lokal. Selain itu, Kemenperin mendorong Neta untuk mempercepat produksi berbagai model EV lainnya di Indonesia.

Vice President of Neta Auto & President of Overseas Business Department, Mr. Zhou Jiangmeng, mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah Indonesia. “Kami telah mencapai tingkat lokalisasi (TKDN) sebesar 40 persen di Indonesia. Pada bulan Mei, kami mulai memproduksi model Neta V di Tiongkok, dan pada bulan Juni ini akan memproduksi secara massal di Indonesia. Pada bulan Juli, kami akan memproduksi model Neta X. Kapasitas produksi kami sekitar 30.000 unit per tahun,” jelas Mr. Zhou.

Pada tahun ini, Kami akan memasarkan 6.000 unit produksinya kepada konsumen di Indonesia dan sedang membuka 50 gerai di seluruh Indonesia. “Kami merencanakan meluncurkan satu model baru setiap tahun, dimulai dengan  X yang cukup laris pada bulan lalu dengan penjualan lebih dari 30.000 unit. Selain itu, kami berkomitmen untuk memproduksi model baru  L pada tahun depan,” tambahnya.

Neta juga berkomitmen untuk memenuhi TKDN sebesar 60% pada akhir tahun 2025. “Kami ingin terus bekerja sama dengan Indonesia dan meningkatkan kontribusi demi pengembangan produk otomotif di sini,” tutupnya.