BERITAUNGGULAN.COM, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, bersama Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Direktur Hulu Migas Ariana Soemanto, mengunjungi fasilitas produksi PT Saipem Indonesia Karimun Yard (PT SIKY). Fasilitas ini memproduksi struktur minyak dan gas untuk kebutuhan domestik dan internasional serta baru-baru ini merambah bidang energi terbarukan. PT SIKY, fasilitas fabrikasi terbesar grup Saipem dan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, mencakup area seluas 1.392.382 meter persegi dengan ruang kantor lebih dari 6.000 meter persegi dan bengkel tertutup seluas 60.000 meter persegi. Dengan pangkalan laut dan dermaga sepanjang 900 meter, fasilitas ini memiliki kapasitas produksi maksimal 90.000 ton per tahun untuk struktur sederhana dan 35.000 ton per tahun untuk struktur kompleks, yang digunakan dalam proyek migas di darat, lepas pantai, dan sektor energi terbarukan.
Arifin Tasrif menekankan bahwa PT SIKY memiliki nilai strategis bagi Indonesia, terutama dengan adanya cadangan minyak dan gas bumi yang besar di Blok Masela, Blok Andaman, Blok Kutai, dan proyek Carbon Capture Ubadari. “Dengan kemampuan dan pengalaman PT SIKY, kami yakin perusahaan ini dapat mendukung proyek-proyek strategis untuk mencapai target peningkatan produksi migas nasional dan kebijakan transisi energi,” ujar Arifin di Pulau Karimun, Kepulauan Riau, pada Rabu (12/6).
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kemandirian industri nasional, Arifin berharap PT SIKY dapat meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). “Kami sangat mendorong Saipem untuk memenuhi TKDN semaksimal mungkin dan memanfaatkan peralatan dalam negeri. Langkah ini akan mendukung industri lokal, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperkuat kapasitas sumber daya manusia kita,” lanjutnya.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menambahkan bahwa investasi hulu migas yang masif dan agresif harus diimbangi dengan kesiapan pabrikan untuk memenuhi kebutuhan proyek yang terus meningkat. Dia menekankan pentingnya kesiapan vendor-vendor dalam negeri untuk memastikan komitmen investasi yang sudah disetujui oleh SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam program kerja dan anggaran (WPnB) dapat terealisasi sepenuhnya. “Kunjungan ke pabrikan dalam negeri seperti Saipem Indonesia dan Baker Hughes adalah bentuk dukungan langsung dari Pemerintah dan SKK Migas terhadap penggunaan produk dalam negeri. SKK Migas berkomitmen untuk terus meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dengan target mencapai 57% tahun ini,” ujarnya.
Dwi juga menjelaskan bahwa pengadaan barang dan jasa hulu migas tahun 2024 diperkirakan mencapai sekitar USD 13,9 miliar atau setara dengan sekitar Rp 219 triliun. Dengan target TKDN sebesar 57%, maka sekitar Rp 124,8 triliun akan dibelanjakan di dalam negeri. “Secara ekonomi, ini akan memberikan efek ganda yang besar baik di pusat maupun daerah, termasuk peningkatan pajak daerah, lapangan kerja, dan kapasitas industri dalam negeri yang semakin kuat,” jelasnya.
Managing Director Saipem Indonesia, Pierangelo Abela, menyatakan bahwa sejak mulai beroperasi pada tahun 2010, SIKY telah mengirimkan instalasi lepas pantai dan modul terintegrasi untuk Unit Produksi Terapung serta Struktur Bawah Laut untuk pengembangan ladang minyak dan gas. Selain itu, SIKY juga terlibat dalam pengembangan sektor energi angin lepas pantai. SIKY telah berpartisipasi dalam semua proyek hulu besar di Indonesia dan berkat sinergi dengan perusahaan lain di grup Saipem, produk-produknya telah diekspor ke berbagai negara, termasuk Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia Timur. Di masa mendatang, SIKY memproyeksikan peningkatan peran proyek dalam negeri di Indonesia.
Saat ini, SIKY mempekerjakan lebih dari 4.000 orang, dengan lebih dari 90% di antaranya adalah warga negara Indonesia. Selain menciptakan lapangan kerja lokal, SIKY juga memberikan dampak sosial ekonomi yang signifikan bagi penduduk setempat dan terus memberikan nilai bagi ribuan keluarga. Setiap tahun, SIKY mengembangkan dan melaksanakan inisiatif masyarakat lokal dan nirlaba di bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan dengan tujuan menciptakan nilai jangka panjang di Pulau Karimun.
